301210 RAL Disarankan Usulkan Rute Baru

JAKARTA—Kementerian Perhubungan menyarankan maskapai Riau Airlines (RAL)
segera mengusulkan rute-rute baru yang akan dijalankannya jika ingin beroperasi kembali.

“Pemerintah tidak akan memberikan izin rute bila RAL tidak mengusulkan izin rute. Sampai sekarang saya belum terima usulan rute baru. Bagaimana izin rutenya dikasih, kalau RAL-nya juga belum mengusulkan,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bakti Singayudha Gumay  di Jakarta, Rabu (29/12).

Dijelaskannya, izin rute akan diberikan oleh Kemenhub sepanjang usulannya tersebut memenuhi persayaratan yang ada. Sebagai contohnya, bila mengoperasikan pesawat besar, maka rute yang diusulkan harus bandara dengan runway panjang.

Selain itu, Kemenhub akan memberikan izin rute sepanjang load factor maskapai lain yang memiliki rute sama memiliki load factor (tingkat penumpang) sebanyak minimal 70 persen. “Untuk memberikan izin rute tidak butuh waktu lama, paling lama seminggu juga selesai. Itu kalau memenuhi syarat,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Yurlis Hasibuan menyatakan, meskipun RAL telah melakukan proving flight dengan pesawat Boeing 737-500, namun maskapai itu harus melakukan kontrak pesawat cadangan dengan maskapai lain.

Diungkapkannya, pesawat yang dioperasikan maskapai itu cuma satu unit saja. “Pemerintah memaklumi kondisi RAL. Namun demi keselamatan, RAL juga harus mengontrak satu pesawat untuk pesawat cadangan, bila dibutuhkan pesawat tersebut bisa dijadikan pengganti,” tuturnya.

Mengenai kontrak pesawat cadangan, jelasnya, pesawat itu tidak mesti standby di satu tempat atau tidak dioperasikan untuk cadangan pesawat RAL, namun maskapai yang dikontrak bisa setiap saat mendatangkan pesawat bila dibutuhkan.

Sebelumnya, RAL telah mengajukan izin rute kepada Kemenhub. Namun izin tersebut dicabut karena hingga sebulan izin tersebut diberikan, RAL tidak bisa merealisasikan operasi penerbangan rute tersebut. Rute itu antara lain ke dari Pekan baru ke Malaka, Medan, Batam dan Tanjungpinang.

Masalah RAL mengemuka sejak dua bulan lalu  dimana Aero Century Corps (ACY) sebagai perusahaan yang menyewakan dua pesawat Fokker 50 menagih RAL untuk segera melunasi tunggakan pembayaran sewa pesawatnya. Diperkirakan  RAL memiliki utang sebesar  1,9 juta dollar AS kepada ACY. Utang tersebut meliputi biaya sewa pesawat, biaya perawatan dan bunga utang.[dni]

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar