JAKARTA–Maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, telah memulangkan sebanyak 37.790 jemaah haji dalam 98 kloter hingga Rabu (1/12).
“Ketepatan penerbangan keberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci yang dilaksanakan Garuda untuk phase I alias keberangkatan mencapai 92 persen,” ungkap Direktur Operasi Garuda Ari Sapari di Jakarta, Rabu (1/12).
Namun, diakuinya, mengingat permasalahan klasik yaitu terbatasnya pintu keberangkatan (departure gate) di bandara King Abdul Aziz – Jeddah yang hanya berjumlah sekitar 14 gates, sementara seluruh jemaah haji dari seluruh dunia yang mencapai sekitar 2,5 juta orang, akan segera kembali dalam waktu bersamaan ke negara masing – masing, maka hal ini mengakibatkan terjadinya keterlambatan – keterlambatan yang dialami oleh seluruh maskapai penerbangan dari berbagai negara termasuk Garuda Indonesia pada phase pemulangan jemaah saat ini.
Dijelaskannya, pada phase pemulangan, setiap hari terdapat sekitar 300 pergerakan pesawat yaitu pesawat yang tiba dan akan berangkat dari bandara King Abdul Aziz, sementara gate yang tersedia hanya 14 buah. Akibat ketidaksesuaian antara jumlah pesawat yang datang dan akan berangkat dengan jumlah gate yang tersedia tersebut, maka dalam periode satu hingga dua minggu pada phase pemulangan selalu terjadi keterlambatan – keterlambatan.
Selain permasalahan jumlah gate yang terbatas, keterlambatan yang terjadi juga akibat ketatnya proses pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas bandara King Abdul Aziz kepada para jemaah yang akan kembali ke Tanah Air, sehingga proses dari masuk gate hingga naik ke pesawat memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 6 – 10 jam.
Selain itu juga kurangnya disiplin jemaah yang masih membawa benda-benda logam yang seharusnya tidak boleh dibawa ke pesawat seperti gunting, pisau cukur, sendok, dan lain sebagainya sehingga hal ini menghambat proses security check pada saat boarding.
Sementara ”ground time” (waktu yang disediakan untuk pesawat melakukan persiapan keberangkatan) hanya dua jam, sehingga penerbangan akan mengalami keterlambatan yang berantai dan jumlah waktu keterlambatan juga meningkat untuk penerbangan – penerbangan selanjutnya.
Keterlambatan yang terjadi – seperti pada pemulangan haji tahun tahun sebelumnya – akan dapat berkurang setelah para jemaah haji dari negara – negara yang jemaah hajinya relatif kecil (seperti dari negara – negara Eropa, Australia, dll) telah selesai, sehingga gate yang tersedia akan lebih memungkinkan untuk dipergunakan.
“Hal tersebut biasanya akan dapat dicapai setelah 10 hingga 14 hari phase pemulangan,” katanya.
Menurutnya, walau sudah diberikan dedicated Gates oleh bandara King Abdul Aziz, namun belum mampu menekan keterlambatan karena maskapainya tidak mengelola secara langsung. “Gates itu dikelola oleh Port Project Management Development Company (PPMDC) alias perusahaan ketiga, kami saja untuk mendapatkan pass masuk susah,” katanya.
Diharapkannya ke depan pemerintah mengusahakan gates dedicated untuk Garuda secara permanen agar keterlambatan dapat ditekan. “Masalah ada evaluasi untuk Garuda terkait keterlambatan pemulangan kami tidak ada masalah. Kita hanya minta obyektif saja penilaiannya,” katanya.[Dni]