JAKARTA—PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) tidak akan mengandalkan pinjaman dana dari pemerintah untuk selamat dari jurang kebangkrutan.
”Kami tidak akan meminta pinjaman kembali dari pemerintah. Cukup yang digelontorkan dulu. Sekarang Merpati akan berjuang untuk bangkit dan bisa mencatat keuangan positif pada Oktober 2012,” tegas Presiden Direktur Merpati Rudy Setyopurnomo di Jakarta, akhir pekan lalu.
Berdasarkan catatan, pada tahun ini Merpati mendapatkan dana dari pemerintah sebesar 296,47 miliar rupiah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN). Tahun lalu pemerintah mencairkan dana penyertaan modal negara kepada Merpati sebesar 561 miliar rupiah
Diungkapkan Rudy, aksi yang dipersiapkannya untuk menjadikan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu kembali positif dari menderita kerugian tiga miliar rupiah setiap hari salah satunya akan merestrukturisasi rute.
“Kemungkinan ada 10-20 persen rute yang akan ditutup karena merugi pada Juni nanti. Merpati mencatat 90% dari 124 rute yang diterbanginya merugi, atau hanya 12 rute yang memberi keuntungan,” jelasnya.
Diungkapkannya, dampak dari dibiarkannya rute yang merugi beroperasi, pihaknya mencatat kerugian 350 miliar rupiah pada kuartal I/2012, sedangkan pada akhir 2011,
tercatat rugi 750 miliar rupiah. Untuk itu pihaknya akan melakukan pemulihan biaya operasi dan bahan bakar dengan melakukan efisiensi.
“Tidak benar kalau alasan pada kuartal I biasanya maskapai mengalami musim sepi penumpang atau low seassion, karena pada Januari itu seharusnya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi karena masih musim liburan, untuk itu kami akan melakukan restrukturisasi rute. Masa rute Halim (Jakarta)-Bandung penumpangnya hanya 2 orang,”
kesalnya.
Lebih lanjut dikatakannya, selama melakukan restrukturisasi rute, manajemen juga
akan menghentikan sementara pembelian pesawat, termasuk pesawat yang baru dipesan yakni pesawat jet ARJ 21-700 sebanyak 40 unit.
Sebelumnya, Direktur Utama Merpati yang lama Sardjono Jhony melakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU) pembelian 40 pesawat jet ARJ 21-700 berkapasitas 100 tempat duduk buatan China senilai total1,2 miliar dollar AS.
“Perjanjian beli 40 pesawat ARJ itukan masih MoU, belum mengikat, dengan demikian masih bisa dihentikan, selain itu, pembelian itu tidak ada dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP,” tegas Rudy.
Ditambahkannya, pihaknya akan fokus membenahi rute-rute yang ada dengan menggunakan pesawat yang tersedia, yakni 30 unit, dengan 10 diantaranya jenis jet.
“Tetapi, untuk pesawat yang akan datang dan sudah deal, akan tetap didatangkan karena sudah mengikat,” ucapnya.
Dia optimistis, dengan pengalamannya membenahi sejumlah perusahaan di Indonesia, akan mampu membawa Merpati untung operasional pada enam bulan pasca pengangkatannya sebagai dirut baru di Merpati.
“Enam bulan kedepan, dengan kerja keras dan doa, kami akan untung operasi, yakni Oktober 2012. Untuk itu kami perlu berbenah, termasuk merubah budaya kerja, melakukan tes IQ untuk karyawan yang selanjutnya akan menempatkan orang-orang yang tepat diposisinya. Akibatnya akan ada perombakan susunan organisasi termasuk jabatan direktur,” katanya.
Dijelaskannya, pasca mencapai laba operasi, barulah kembali memikirkan untuk menambah armada termasuk menambah rute penerbangan, juga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi karyawan.
”Saya memiliki target membawa Mepati menjadi pemain kedua besar untuk rute domestik. Kita akan melayani rute-rute pariwisata yang tak bisa dimasuki pesawat berbadan besar. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah mendukung aksi ini,” katanya.[dni]