“Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) harus menjadi mediator.
“Harus ada tindakan tripartit dari Kemenakertrans sebagai pihak ketiga antara APG dan manajemen Garuda, ini kan sebenarnya permasalahan internal Garuda,” katanya.
“Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) harus menjadi mediator.
“Harus ada tindakan tripartit dari Kemenakertrans sebagai pihak ketiga antara APG dan manajemen Garuda, ini kan sebenarnya permasalahan internal Garuda,” katanya.
JAKARTA–PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menjamin layanan penerbangannya ke pelanggan tak akan terganggu meskipun sejumlah pilot lokal yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) melancarkan aksi mogok pada Kamis (28/7).”Kami jamin penerbangan Garuda akan lancar esok hari. Hal ini karena manajemen telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghadapi aksi yang diwacanakan oleh para pilot yang tergabung dalam APG,” tegas Direktur Operasi Garuda Ari Sapari di Jakarta, Rabu (27/7).
Dijelaskannya, Garuda telah menyiapkan para penerbang yang selama ini bertugas sebagai instruktur dan para penerbang yang duduk sebagai struktural dalam manajemen perusahaan untuk melaksanakan penerbangan pada Kamis (28/7).
Selain itu, Garuda juga telah menyiapkan akomodasi bagi para penerbang di hotel-hotel terdekat di area bandara Soekarno-Hatta untuk standby, apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk menerbangkan pesawat.
“Sehari itu Garuda mempunyai 365 penerbangan, sebanyak 154 diantaranya dari Jakarta. Untuk Kamis (28/7) ada 230 pilot dijadwalkan akan terbang. Saat ini kami sudah recall para pilot yang akan terbang dan mengkonfirmasi akan menjalankan tugasnya besok,” katanya.
Berkaitan dengan tuntutan dari APG yang meminta peninjauan penggunaan pilot asing dan kesejahteraan yang dimiilikinya, Ari menjelaskan, Garuda mulai merekrut para penerbang asing sejak bulan Oktober 2010, dan melaksanakan sosialisasi mengenai hal tersebut kepada karyawan, khusus para penerbang, sejak bulan Januari 2011 lalu.
“Menjadi hal yang agak aneh apabila penggunaan pilot kontrak termasuk pilot asing menjadi baru dipermasalahkan pada saat ini,” katanya.
Berdasarkan catatan, saat ini Garuda mempekerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34 diantaranya adalah pilot asing. 36 diantara 43 pilot kontra tersebut akan berakhir masa kontraknya pada pada bulan Oktober – November 2011, dan sisanya 7 pilot akan berakhir pada bulan Februari 2012. Garuda sendiri memiliki 864 pilot.
Pilot asing digaji berupa paket 12 kali per tahun (sekitar 7.200 dollar AS), temasuk di dalamnya jam terbang dalam satu bulan.
Sementara pilot tetap (lokal) sebanyak 14.5 kali per tahun, selain itu masih ada flight allowance yang dibayar progresif sesuai dengan jam terbang per bulan atau sekitar 40 juta rupiah.
Belum lagi kompensasi dan benefit lainnya, seperti tunjangan pra pensiun, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan, dan kesehatan pensiun. Ditambah hak cuti, hak konsesi terbang, dan lainnya.
Menurut Ari, jika pilot yang tergabung di APG meminta kesetaraan dengan pilot asing, manajemen memberikan dua opsi.
Pertama, pilot lokal diberikan kenaikan gaji tetapi dengan status dikontrak per tahun. Kedua, gaji tetap dan pilot asing ditiadakan, namun akan berimbas dengan frekuensi penerbangan.”Jika diambil opsi kedua yang dirugikan itu pilot lokal karena jam terbangnya menjadi kurang sehingga jenjang karir sebagai penerbang terhambat,” ketusnya.
Secara terpisah, Presiden APG Captain Stephanus Gerardus Rahadi menegaskan, akan melakukan aksi mogok pada Kamis (28/7) karena menilai manjemen arogan. “Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, untuk berunding saja dengan APG sangat sulit. harusnya, sebagai “bapak” dari APG suara kami di dengar,” katanya.
Ditegaskannya, aksi mogok bukanlah masalah permainan adu kuat antara manajemen dengan APG. “Kami jangan dipecah belah dengan mengatakan APG hanya segelintir dari pilot Garuda. Anggota APG ada 650 orang dan semua solid untuk menjalankan aksi mogok esok hari,” tegasnya.
Diingatkannya, manajemen Garuda harus belajar dari kesalahan pada 2007 dimana perusahaan sempat kehilangan 200 penerbang karena tidak puas dengan kinerja manajemen.
“Pak Emirsyah kita minta kelegawaan hatinya untuk duduk bersama. Ini masalah komunikasi yang timpang dan harus diselesaikan. Jangan pandang kami sebagai alat produksi, dimana kondisi sekarang pilot suka overload dalam bekerja tanpa istirahat,”ketusnya.
Pengacara APG Adnan Buyung Nasution menilai tawaran dari manajemen melalui dua opsi bagi APG merupakan satu pelecehan karena tidak memandang masa bakti dari para penerbang ke perusahaan.
“Bagi saya opsi menawarkan kontrak itu pelecehan. Para pilot ini membangun perusahaan bersama-sama. aksi mogok ini juga koreksi dari kesalahan manajemen yang dilakukan oleh para direksi. Seharusnya mereka ini diajak berbicara dengan melepaskan arogansi,” ketusnya.
Sekjen Serikat karyawan Garuda Ahmad Irvan mendukung langkah yang dilakukan oleh APG. “Ini hanya puncak gunung es karena miss managemen dan arogansi kekuasaan. Pokok masalah adalah hingga sekarang Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sejak 2007 belum diperbaharui. Garuda jika dibiarkan dikelola oleh orang-orang arogan akan tinggal nama saja,” katanya.
Ketua ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zainudin Malik juga mendukung aksi dari APG. “kami mendukung, tetapi anggota diharapkan tetap masuk bekerja dan menjalankan fungsinya secara profesional,” jelasnya.
Pada kesempatan lain, juru bicara Kementrian Perhubungan Bambang S Ervan meminta proses mediasi antara manajemen dan APG terus dilakukan.
“Jika besok tetap ada mogok, kami sudah meminta Garuda melakukan pembahasan dengan sesama maskapai agar penumpang yang sudah membeli tiket dialihkan ke maskapai lain yang memilki rute sama. Pilot di Hubungan Udara sebanyak 8-9 orang dengan rating Boeing juga siap membantu,” katanya.[Dni]