JAKARTA—Departemen Perhubungan (Dephub) dinilai mengambil sikap yang berlebihan dalam melakukan pelarangan terhadap kapal berbahan Fibre Glass (FG) untuk mengarungi laut lepas karena menganggap konstruksinya tidak sekuat alumunium atau baja.
Padahal, kapal-kapal berbahan FG dapat memenuhi kebutuhan transportasi dengan kecepatan yang lebih baik dengan ongkos yang murah. Pelarangan diperkirakan akan menimbulkan persoalan baru yang berdimensi ekonomi menyangkut aspek kelancaran lalu lintas barang dan penumpang lewat laut.
“Saya rasa kecurigaan pemerintah dalam hal ini Direktorat Keselamatan Pelayaran (Ditkapel) Hubungan Laut (Hubla) terlalu berlebihan. Kapal-kapal berbahan FG masih mampu melalui jalur laut walaupun dengan ketinggian ombak atau resistansi ombak tertentu jika persyaratan konstruksi dan kekuatan memanjang konstruksi fibre-glass- nya telah memenuhi syaratbadan klasifikasi internastional,” ujar pengamat maritim Saut Gurning di Jakarta, belum lama ini.
Saut diminta pendapatnya terkait pernyataan dari Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo yang melarangkapal berbahan FG untuk berlayar ke laut lepas belum lama ini. Larangan ini dilakukan seiring karamnya KM Dumai Ekspres (Dumeks) 10 di Perairan Tokong Hiu, Karimun, Kepulauan Riau, Minggu lalu.
Menurut Sunaryo, bahan fibre sangat rentan terhadap goncangan ombak. Selain itu, sifat fibre yang tidak lentur menyebabkan bahan tersebut mudah pecah bila berbenturan dengan benda yang lebih keras. Hal inilah yang memicu kapal-kapal dengan bahan fibre hanya diperbolehkan berlayar di sungai dan danau saja yang ombak dan cuacanya tidak seekstrim di tengah
Sedangkan menurut Saut, persoalan di Indonesia terkait bahan baku kapal adalah lemahnya pengawasan atau pengendalian kapal-kapal FG menyangkut pengecekan kekuatan konstruksi FG khususnya pengecekan di bawah air.
“Perawatan konstruksi FG biasanya dalam bentuk perbaikan atau penambalan konstruksi laminasi seharusnya dilakukan setahun sekali, apalagi untuk kapal penumpang dimana
wajib naik dok setahun sekali untuk pengecekan tipe ini,” jelasnya.
Selain itu, pengecekan insulasi mesin dari kapal-kapal berbahan FG perlu dilakukan karena insulasi yang tidak baik dapat mempengaruhi daya tahan FG akibat kelebihan panas atau dingin yang berlebihan dari engine dan sistem perpipaannya terhadap bahan konstruksi FG.
Dijelaskannya, kekuatan konstruksi kapal termasuk kapal-kapal FG memang rentan terhadap overloaded weight akibat kelebihan penumpang ditambah barang yang
dimuat dan pukulan gelombang. Hal ini biasa disebut dengan hammering terhadap konstruksi FG.
Pengujian kekuatan dan kestabilan (strength and stability assessement ) seharusnya dilakukan pada saat kapal naik dok pertahunnya itu.
Saut meragukan, pengujian konstruksi kapal-kapal FG di Indonesia sudah dilakukan dengan baik. “Terus terang saya meragukan hal itu mengingat kebanyakan dari kapal-kapal tipe FG ini tidak mengikuti atau masuk dalam standar pengawasan biro klasifikasi Indonesia. Padahal, populasi kapal-kapal seperti ini paling banyak melayani rute-rute jarak pendek (kurang dari 100 mile) di Indonesia,” jelasnya.
Disarankannya, hal sederhana yang bisa dilakukan pemerintah dalam jangka waktu pendek adalah menertibkan besaran muatan bawaan penumpang seperti halnya di angkutan udara guna menghindari kekuatan berlebih yang dapat mengakibatkan kerusakan konstruksi kapal baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Dukung RI
Secara terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Perhubungan
Departemen Perhubungan, Bambang Supriyadi Ervan mengungkapkan, pemerintah RI mulai melakukan penggalangan dukungan dengan sejumlah negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) agar terpilih lagi menjadi anggota Dewan IMO 2009-2011.
Diperkirakan Indonesia bakal kembali lagi menduduki jabatan sebagai anggota Dewan IMO. Hingga saat ini, sebanyak 110 negara menyatakan dukungan agar Indonesia kembali masuk dalam keanggotaan dewan yang berlaku selama dua tahun itu. Sidang majelis IMO sendiri dilakukan pada 24 November hingga 4 Desember mendatang.
“Sudah ada 110 negara yang telah menyatakan dukungannya agar
Indonesia menjadi anggota Dewan IMO. Mudah-mudahan kita terpilih
lagi,” katanya.
Pemilihan anggota Dewan IMO sendiri akan dilakukan pada Jumat (27/11) ini. Berdasarkan ketentuan, agar terpilih sebagai anggota Dewan IMO harus dipilih minimal oleh 85 anggota, atau 50 persen plus 1, yaitu dari 169 negara anggota IMO.
Bambang menegaskan, Indonesia memiliki kepentingan duduk di dewan IMO agar bisa memberikan warna lebih dalam kebijakan-kebijakan kemaritiman dunia, terutama yang berkaitan dengan dunia pelayaran Indonesia.
“Sebagai negara maritim, tentu Indonesia sangat mempunyai kepentingan agar kebijakan IMO mampu memajukan dunia pelayaran di Indonesia,” ujarnya.
Selama ini Indonesia menjadi anggota Dewan IMO kategori C bersama 19 negara lainnya. Kategori ini memiliki kepentingan khusus dalam angkutan laut atau navigasi dan mencerminkan perwakilan yang adil secara geografis.[dni]
Laba Bersih BTEL Anjlok 19,83 %
JAKARTA—Laba bersih PT Bakrie Telecom (BTEL) pada kuartal ketiga tahun ini hanya sebesar 97 miliar rupiah atau anjlok 19,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 121 miliar rupiah.
Anjloknya laba bersih pemilik merek dagang Esia ini tidak sebesar pada kuartal pertama tahun ini sebesar 79 persen atau sebesar 5,7 miliar rupiah dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan raihan 27,4 miliar rupiah.
Berdasarkan catatan, anjloknya laba perseroan pada kuartal pertama tahun ini akibat rugi kurs sebesar 14,2 miliar rupiah dibanding laba kurs sebesar 25,9 miliar rupiah di kuartal pertama tahun lalu.
Sedangkan jika dilihat per semester, maka pada semester I 2009, laba bersih BTEL justru mengalami kenaikan 16,7 persen menjadi 72,8 miliar rupiah dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 62,4 miliar rupiah.
Direktur Keuangan Bakrie Telecom Jastiro Abi, mengungkapkan, penurunan laba bersih untuk periode kuartal ketiga tahun ini dipicu oleh kenaikan beban bunga dan dan biaya depresiasi sejalan dengan penambahan aset akibat perluasan jangkauan wilayah layanan secara nasional serta untuk meningkatkan kualitas jaringan.
“Kami berhasil menambah 21 kota baru antara September 2008 hingga September 2009. Saat ini hingga akhir bulan September Esia telah hadir di 76 kota. Semua ini untuk mencapai target akhir tahun mendapatkan 10,5 juta pelanggan,” ungkapnya di Jakarta, Jumat (27/11).
Dijelaskannya, agresifnya penambahan area baru tersebut menjadikan jumlah pelanggan perseroan pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 9,81 juta pelanggan atau naik 49,7 persen dibanding pencapaian pada periode yang sama di tahun 2008.
Pertumbuhan jumlah pelanggan tersebut mengakibatkan pendapatan bersih perusahaan meningkat 29,8 persen. Pendapatan bersih BTEL kuartal ketiga 2009 menunjukkan angka 2.013 miliar rupiah atau meningkat dibanding periode sebelumnya yang mencapai 1.551 miliar rupiah.
Sedangkan pendapatan usaha pada kuartal ketiga 2009 tercatat sebesar Rp 2.545 miliar rupiah. Dibanding periode yang sama tahun lalu terdapat peningkatan 27,4 persen mengingat pendapatan Bakrie Telecom saat itu sebesar 1.997 miliar rupiah.
Lonjakan juga terlihat pada Earnings Before Interest, Tax, Depreciation & Amortization (Ebitda) dimana BTEL membukukan pertumbuhan sebesar 59,8 persen year on year. Pada kuartal ketiga 2009, EBITDA BTEL tercatat senilai 930 miliar rupiah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 582 miliar rupiah.
Pada kesempatan lain, Wakil Direktur Bidang Pemasaran Bakrie Telecom Erik Meijer mengatakan, bagi operator seperti Esia belum saatnya untuk berpindah orientasi dari akuisisi pelanggan menjadi fokus pada retensi ala incumbent di seluler.
“Bagi operator besar mungkin itu harus dilakukan untuk mencari pendapatan tambahan agar profitabilitas kembali naik. Soalnya ketika operator besar ingin ikut-ikutan main tarif murah ala esia ternyata berbalik menyerang kinerja mereka,” jelasnya.
Erik menegaskan, esia tetap akan pada jalurnya dengan memastikan memberikan tarif termurah dan layanan baik dengan harga terjangkau kepada pelanggannya. “Kami tidak mau menaikkan tarif hanya untuk meningkatkan revenue. Kami tetap akan fokus menambahkan jumlah pelanggan dan memberikan jasa baru yang relevan,” katanya.[dni]
November 27, 2009
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar