JAKARTA—PT Xirka Dama Persada (Xirka) membidik 30 persen pasar manufaktur Broadband Wireless Access (BWA) yang menggunakan standar teknologi WiMax 16e dengan menganggarkan dana sebesar 40 miliar rupiah.
”Kami membidik 30 persen dari pangsa pasar manufaktur WiMax 16e karena optimistis teknologi ini akan banyak digunakan oleh operator BWA yang akan meluncurkan layanan secara komersial pada tahun depan. Selain itu ada kemungkinan perangkat kami juga diekspor,” ungkap Dirut Xirka Sylvia W Sumarlin di Jakarta, kemarin.
Diungkapkannya, sejauh ini perangkat Xirka sudah terpasang di Berca dan First Media. Operator lainnya yang dibidik adalah Jasnita dan IM2. “Enam bulan pertama kita memproduksi sekitar satu juta Consumer Premise Equipment (CPE). Jika operator ingin membidik 60 juta rumah tangga, setidaknya hingga 2014 harus ada 20 juta CPE yang kami sediakan. Untuk 18 bulan pertama kami sanggup produksi 3 juta CPE” jelasnya.
Sedangkan untuk BTS yang siap dipasang sebanyak lima ribu unit yang diperkirakan cukup untuk melayani 5 juta pelanggan. Harga satu BTS bervariasi dikisaran 30 ribu dollar AS. Sedangkan harga CPE dimulai dari 80 dollar AS. Harga itu di atas pasar dunia yang sekitar 60 dollar AS.
“Pabrik yang kami miliki masing-masing baru satu line untuk BTS dan CPE . Rencananya akan ada 4 line yang cukup untuk pasar lokal dan regionaltk indonesia dan regional,” jelasnya.
Selanjutnya diungkapkan, dalam rangka mensukseskan National Broadband Plan (NBP) yang digagas oleh Kantor Menko Perekonomian, Xirka siap menggelontorkan dana sebesar 350 miliar rupiah tidak hanya untuk mengembangkan chipset WiMax, tetapi juga Long Term Evolution (LTE).
”Kami akan berinvestasi lebih besar jika teknologi sudah ditentukan dan standarisasi perangkat sudah jelas,” tuturnya.
Sebelumnya, Kantor Menko Perekonomian dalam NBP mengungkapkan nilai investasi yang mampu dihasilkan sebesar 30,4 triliun rupiah.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan