JAKARTA— PT ASI Pudjiastuti atau Susi Air tetap akan melanjutkan rencana bisnisnya untuk menambah 33 unit pesawat dalam dua tahun ke depan walaupun belum lama ini salah satu armadanya mengalami kecelakaan di Papua.
“Kami akan terus ekspansi karena permintaan layanan penerbangan yang sangat besar di Indonesia,”ungkap Direktur Utama Susi Air, Susi Pudjiastuti di Jakarta, kemarin.
Diungkapkannya, perseroan akan menambah pesawat tipe Caravan (10 unit), Porter Pilatus (4 unit) dan sisanya adalah pesawat dengan kapasitas 30 penumpang. Total investasi yang disiapkan hingga 2013, diperkirakan mencapai 250 juta dollar AS.
“Untuk pesawat yang berkapasitas 30 penumpang masih dipertimbangkan, mungkin Dornier atau jenis pesawat lainnya. Indonesia sebagai negara kepulauan sangat potensial terhadap bisnis penerbangan, khususnya dengan kapasitas 30 orang,” jelasnya.
Diakuinya, jatuhnya pesawat tipe Cessna Grand Caravan milik perseroan pada Jumat lalu di Papua, dalam jangka pendek berpengaruh terhadap bisnis penerbangannya. “Paling tidak kita semua shock, tetapi setelah itu mudah-mudahan tidak terjadi lagi,” jelasnya.
Susi Air memiliki 45 pesawat, 22 di antaranya beroperasi di Papua. Pesawat yang jatuh bertipe Caravan C208B dengan nomor registrasi PK-VVE, yang dibeli 2007. Pesawat jatuh pada Jumat siang, dalam perjalanan dari Wamena menuju Kenyam.
Pesawat Susi Air jatuh di distrik Pasema, Kabupaten Yahukimo, dalam perjalanan dari Wamena menuju Kenyam, Jumat siang. Jalur Wamena-Kenyam merupakan jalur rutin yang diterbangi Susi Air untuk mengangkut pasokan bahan pokok.
Pesawat yang diterbangkan Dave Cootes kehilangan kontak 15 menit setelah terbang. Penyebab kecelakaan belum dipastikan. Dugaan sementara, pesawat jatuh karena cuaca sangat buruk. Susi Air pun meliburkan operasi penerbangan selama satu hari (Sabtu, 19/9) untuk menunjukkan duka atas musibah tersebut.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan