PT Infomedia Nusantara (Infomedia) mencatat kinerja keuangan yang menggembirakan pada semester I 2011. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) ini berhasil meraih omset sebesar 551 miliar rupiah selama semester I 2011 atau naik 26 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Sedangkan operating Income dibukukan pada semester I 2011 sebesar 132 miliar rupiah atau tumbuh sebesar 29 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Sementara laba bersih semester I 2011 sebesar 89 miliar atau tumbuh sebesar 26 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Pencapaian omset perseroan selama semester I di dorong oleh 3 portofolio bisnis yang ada dengan kontribusi masing-masing portofolio sebagai berikut; Digital Media & Rich Content (DMRC) sebesar 176 miliar rupiah atau berkontribusi sebesar 32 persen dari total revenue, Contact Center & Bisnis Proses Outsourcing (BPO) sebesar 327 miliar rupiah alias berkontribusi 59 persen bagi total omset, serta Printing & Publishing sebesar 48 miliar rupiah dimana berkontribusi 9 persen bagi total revenue yang diperoleh Infomedia.
“Laba usaha dan laba bersih Infomedia memang naik maisng-masing sebesar 29 dan 26 persen. Nilai laba memang kecil dibandingkan pendapatan, karena margin kita sangat tipis sekali hanya 15 persen. Sedangkan sumbangan kita ke Telkom masih kecil baru sekitar 2 persen dari total pendapatan Telkom Group,” ungkap Presiden Direktur Infomedia Muhammad Awaluddin di Jakarta, kemarin.
Dijelaskannya, pertumbuhan omset dicapai melalui optimalisasi bisnis eksisting dimana pengelolaan bisnis organik Infomedia yang fokus kepada pengelolaan potensi bisnis pasar berdampak pada meningkatnya bisnis new wave infomedia yaitu Digital Rich Content (DRC) dan Business Process Outsourcing (BPO) yang masing-masing tumbuh sebesar 263 dan 35 persen.
Kembangkan Portofolio
Diungkapkannya, perseroan pada tahun ini menargetkan untuk meraih omset satu triliun rupiah. Untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan, Infomedia memperluas jangkauan bisnisnya mulai semester kedua tahun ini dari tiga portofolio menjadi tujuh portofolio.
Ketujuh portofolio bisnis baru Infomedia adalah Customer Relationship Management Services (Contact Center, Costumer Management, IT Helpdesk & Support), HR Services (HR Provider, Training & Development ), Operation Services (Asset &Infrastructure Management, Back Office, Project Management), Research & Consulting Services (Market Research, Consulting In Corporate Strategy and Management), Advertising & Directory (Advertising: Printing, Online, Mobile, Digital Signage dan Directory: Business & Lifestyle), dan Printing & Publishing (General & Security Printing), Commerce (Marketplace, Cross Selling and Up Selling Client’s Products).
“Kontribusi bisnis baru akan kelihatan pada kinerja keuangan tahun depan, karena baru dirintis tahun ini. Sedangkan alokasi belanja modal masih tetap sekitar 150 miliar rupiah, cuma komposisinya di restrukturisasi, dimana 60 persen untuk bisnis organik dan sisanya 40 persen untuk non organik,” jelas Awaluddin.
Sedangkan dalam mengembangkan tujuh portofolio bisnis terbarunya perseroan masih mengandalkan infrastruktur dan aset teknologi yang dimiliki oleh Telkom selaku induk grup. “Kami tidak mau buang-buang uang kalau sumber daya di Telkom masih besar dan bisa diutilisasi,” katanya.
Dikatakannya, untuk lini bisnis andalan dari perseroan, contact center, telah disiapkan empat model bisnis yakni wholesale (B to B contact center), hosted contact centee (cloud contact center), shared agent contact center, dan white label contact center.
Saat ini untuk Wholesale contact center ada 24 site di seluruh indonesia dengan 70 klien wholesale (corporate client) dalam 2 kelompok besar yakni, pertama, perbankan dan lembaga keuangan. Kedua, Non bank dan lembaga keuangan. Hingga akhir tahun nanti diharapkan bisa menembus 100 klien.
Sementara untuk hosted contact center (cloud contact center) diharapkan bisa mendapatkan 1.000 hosted client, dimana penawaran yang diberikan ke pasar adalah solution package dengan target small and medium enterprise (SME) dan product packaging terdiri atas contact center solution, social media, IVR, dan web portal
“Untuk contact center berbasis social media Infomedia menggandeng Avaya mengembangkan aplikasinya. Kita kembangkan Contact Center berbasis social media ini bagi klien besar dan SME. Klien besar sudah dilakukan uji coba, sementara SME kita bidaik ada 200 perusahaan akhir tahun nanti,” katanya.
Untuk model bisnis shared agent contact center infomedia menargetkan pada tahun ini sekitar 100 business community, multi industry. Penawaran yang diberikan adalah solution package, target market service industry, product packaging : contact centre solution, social media, IVR, HR services.
Konsep share agent call adalah dimana satu nomor didedikasikan untuk sektor industri utnuk menjadi nomor contact center. Konsep ini mengubah pola penghitungan dari cost per seat menjadi cost per call.
Sedangkan yang terakhir adalah white label contact center atau chanelling dimana untuk tahun ini ada 5 business partner. Solusi yang dijual adalah connectivity, infrastructure facilities (PBX, IVR, CMS, dll), serta apabila memungkinkan space property Konsep chanelling untuk mengakali mulai dibutuhkannya nomor publik oleh pemerintah daerah atau pasar di daerah dimana Infomedia belum memiliki cabang
Direktur Teknologi Informasi Telkom Indra Utoyo mengakui Infomedia adalah salah satu andalan perseroan bermain di bisnis Information, Media, dan Edutainment (IME). “Sebenarnya pilar dari Infomedia itua da dua BPO dan mencakup produk 1-4 CRM service (contact center) dan DMRC. Kami mulai melakukan streamlining dengan membuat dua pilar ini menjadi unit mandiri, dimana ke depan siap dipisahkan setelah cukup besar,” jelasnya.
Diungkapkannya, digital media yang dimiliki Infomedia saat ini mengeksplorasi directory services (yellow pages). Sementara tengah disiapkan Plasa.com untuk bermain di e-commerce dan transaction. “Nantinya akan ada Superportal dari Telkom yang dikoordinasikan oleh divisi multimedia dengan mengagregasi seluruh portal di group. Superportal diharapkan menjadi default portal untuk 120 juta pelanggan Telkom group, bisnis utamanya diharapkan dari advertising,” jelasnya.
Secara terpisah, Praktisi Telematika Teguh Prasetya menyarankan prioritas pertama yang dilakukan Infomedia agar diversifikasi usaha sukses adalah melakukan streamlining bisnisnya dahulu agar lebih efisien dan bisa bersaing dengan contact center global. Karena jika terlalu mengandalkan sumber omset dari Telkom group, nilai kompetitifnya akan minimal.
Dijelaskannya, steramlining yang harus dilakukan adalah memotong biaya dengan benchmark unit usaha eksisting dibandingkan global contact center agar lebih efisien. Berikutnya, mendidik ekisting agent agar bisa multi talenta dan bahasa untuk dapat menerima order dari mitra internasional. Terakhir, perluasan pasar eksisting.
“Jika tercapai omset satu triliun rupiah dan EBITDA diatas 50 persen baru bicara diversifikasi usaha. Kalau sekarang sepertinya terlau cepat, khawatirnya sumber daya internal tidak siap yang bisa berujung chaos,” jelasnya.[dni]
Agustus 9, 2011
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar