JAKARTA—PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) atau Indonesia Ferry meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi datangnya musim liburan sekolah pada bulan ini, dan Lebaran pada Agustus mendatang.
”Kami akan mendatangkan delapan kapal yang terdiri dari enam kapal bekas asal Korea dan dua kapal baru asal Yunani senilai 2,4 triliun rupiah. Penambahan kapal baru dan bekas tersebut guna mengantisipasi datangnya masa peak season seperti musim liburan sekolah dan lebaran,” ungkap Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Danang S. Baskoro di Jakarta, Selasa (28/6).
Diungkapkannya, harga enam kapal bekas setidaknya mencapai 1,8 triliun rupiah, sedangkan dua kapal baru senilai 600 miliar rupiah. Saat ini, perseroan memiliki kas internal sekitar 600 miliar rupiah. Untuk memenuhi kebutuhan pembelian kapal, perseroan telah menjalin kerjasama dengan beberapa perbankan pelat merah, seperti Bank Mandiri dan BNI.
”Dana internal yang kami sediakan sebanyak 600 miliar rupiah. Namun, belum dipastikan alokasinya untuk apa. Hanya, kami akan prioritaskan pembangunan areal parkir dan penambahan armada,” katanya.
Menurutnya, penambahan areal parkir mendesak karena akibat jumlah jenis kendaraan yang semakin bervariasi serta angkutan yang lebih besar, membuat kapasitas angkut menjadi lebih sedikit. Bila sebelumnya mampu menampung hingga 1.300 kendaraan per hari kini hanya 875 kendaraan saja.
Ditambah lagi, sejak ada peraturan larangan angkutan truk masuk tol dalam kota, maka truk melintasi tol menuju Merak pada malam hari. Akibatnya, pada pagi hari antrian truk terjadi hingga keluar pelabuhan Merak.
Dalam mengantisipasi antrian dan kemacetan karena penumpukan kendaraan, telah disiapkan manajemen trafik di pelabuhan dengan rencana antara lain merelokasi jalur kereta api, kantor cabang dan bengkel PT ASDP, serta makam dari seorang tokoh ulama di Merak. ”Musim liburan sekolah dan Lebaran diprediksi akan menjadi puncak dari frekuensi kendaraan yang hendak menyeberang dengan angkutan ferri, karena itu kami harus menyiapkan sedini mungkin,” katanya.
Direktur Pelabuhan ASDP, Prasetyo B. Utomo mengungkapkan, untuk melayani penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, akan dikerahkan sekitar 30-32 kapal. Kapal-kapal ini akan diposisikan mulai dari demaga I hingga VII. Bahkan, di satu dermaga ditempatkan sekitar tujuh kapal.
Bila dibandingkan dengan tahun lalu, ASDP mengoperasikan sebanyak 28 kapal dalam mengantisipasi lebaran. Artinya, tahun ini mendapat tambahan sekitar tiga sampai empat kapal. “Sehingga dengan penambahan kapal ini maka tripnya sekitar 106-110 trip,” jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengungkapkan, agar layanan kapal penyeberangan Merak (Banten) – Bakauheni (Lampung) lancar, regulator dan operator menyepakati menandatangani komitmen pelayanan feri. Operator diharuskan memberikan layanan tepat waktu, bila terlambat akan mendapat sanksi hingga pencatan izin beroperasi.
Kesepakatan bersama tersebut, dilakukan berkaitan dengan datangnya masa liburan sekolah dan menghadapi Lebaran 2011 yang akan jatuh beberapa bulan mendatang. Sekitar 10 operator penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni telah diberi jadwal penyeberangan masing-masing.
Saat ini ada sebanyak 27 dari 33 kapal yang beroperasi di perlintasan tersebut. Enam kapal tidak beroperasi karena memasuki masa docking atau perawatan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Suroyo Alimoeso mengatakan, pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa dan Sumatera salah satunya disokong oleh tranportasi Merak-Bakauheni, karenanya jalur ini harus terus dibuat lancar. Apalagi pada masa Lebaran dan liburan.
“Pada masa peak season, bahkan dalam satu menit bisa masuk dua hingga tiga truk ke kapal, ini yang harus diantisipasi dengan persediaan armada yang cukup. Pada masa menjelang Lebaran nanti, pemerintah mewajibkan semua operator feri untuk tidak membengkelkan kapalnya. Sebanyak 33 feri, harus siap melayani penumpang, karena permintaan akan bertambah banyak,” tegas Suroyo.[dni]