PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) boleh saja mencatat pertumbuhan laba bersih dan pendapatan yang naik tipis pada tahun lalu. Tercatat, laba bersih Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini naik tipis 1,22 persen menjadi 11,53 triliun rupiah dari sebelumnya 11,39 triliun rupiah. Pendapatan usaha juga mengalami hal yang sama dari 67,67 triliun rupiah di tahun 2009 menjadi 68,62 triliun rupiah pada 2010.
Melambatnya kinerja Telkom tak bisa dilepaskan dari performa Telkomsel yang selama ini diandalkan memasok 60 persen pendapatan bagi perseroan tidak mencapai target yang ditetapkan. Telkomsel pada tahun lalu hanya memiliki pertumbuhan omset di bawah 4 persen atau sekitar 41,6 triliun rupiah dengan raihan 95 juta pelanggan.
Namun, kabar menggembirakan mulai muncul dari beberapa anak usaha hasil akuisisi atau yang didirikan untuk mendukung transformasi dari perusahaan telekomunikasi fixed, mobile dan multimedia (FMM) menjadi telecommunication, information, media dan edutainment (TIME)
“Langkah akusisi terhadap beberapa perusahaan berbasis teknologi informasi (TI) sejak tiga tahun lalu sebagai penopang bisnis TIME mulai menunjukkan sinyal positif. Ini dapat dilihat dari kinerja masing-masing perusahaan hasil akuisisi itu pada tahun lalu baik secara satu entitas atau kontirbusinya kala bersinergi dengan anak usaha lainnya,” ungkap Head of Corporate Communication & Affair Telkom Eddy Kurnia di Jakarta, belum lama ini.
Diungkapkannya, perusahaan hasil akuisisi yang menjadi bagian dari Telkomgrup saat ini diantaranya PT Sigma Citra Caraka (TelkomSigma) dan PT AdMedika.
TelkomSigma pada tahun lalu berhasil meraih omset sebesar 500 miliar rupiah atau tumbuh 25 persen dibandingkan 2009 sebesar 400 miliar rupiah. Pada tahun ini ditargetkan meraih omset sebesar 600 miliar rupiah atau tumbuh 16 persen dibandingkan tahun lalu.
Tidak hanya omset yang akan tumbuh dobel digit, tetapi laba bersih juga akan mengalami hal yang sama. Pada tahun lalu Telkom Sigma meraih laba bersih sebesar 40 miliar rupiah. Sedangkan pada tahun ini diharapkan tumbuh 10 persen sebesar 44 miliar rupiah.
Sementara AdMedika juga menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan sebagai third party administrator (TPA) yang melayani pelanggan dalam hal klaim asuransi kesehatan.
Pendapatan Admedika pada tahun lalu mencapai 43,9 miliar rupiah dan laba bersih 8,2 miliar rupiah. Pendapatan Admedika Kuartal I pada 2011 adalah 15,6 miliar rupiah dan laba bersih 5,2 miliar rupiah. Target pendapatan Admedika 2011 sebesar 76,4 miliar rupiah dan laba bersih 11,2 miliar rupiah. Kala mengakuisisi 75 persen saham perusahaan ini pada 2010 Telkom mengeluarkan dana sebesar 132 miliar rupiah.
”Pada tahun ini kami menyiapkan anggaran sekitar satu triliun rupiah untuk mengakuisisi lagi beberapa perusahaan berbasis TI yang mendukung bisnis IME (Information Media and Edutainment). Kategorinya, perusahaan itu harus memiliki pasar dan pertumbuhan yang menjanjikan,”ungkap Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah.
Eddy menambahkan, tujuan dari akuisisi beberapa perusahaan adalah menciptakan peluang bisnis baru (blue ocean) yang pertumbuhannya masih tinggi terutama new wave business dengan basis IME .”Saat ini kontribusi new waves business terhadap keseluruhan pendapatan Telkom sekitar 15-20 persen dan kecenderungannya terus meningkat,” katanya.
Direktur Teknologi Informasi Telkom Indra Utoyo menjelaskan, tantangan yang dihadapi Telkom dalam mengembangkan perusahaan hasil akuisisi adalah memperkuat penawaran ke pasar karena dari sisi produk sudah memiliki kekuatan dan basis pasar yang besar. Sementara bagi perusahaan yang dibangun sendiri adalah mencari rekanan strategis dengan dukungan success story dan pengetahuan akan industri yang digeluti.
”Kalau murni dijalankan sendiri akan sangat beresiko karena Telkom tidak punya pengetahuan industrinya. Contohnya, untuk pasar consumer sangatlah dinamis sehingga model bisnis harus adaptable. Berbeda dengan pasar korporasi yang lebih terstruktur dan ada common practice-nya sehingga relatif lebih mudah diprediksi,” jelasnya.
Dijelaskannya, pola kustomisasi itulah yang sedang dikembangkan pada anak usaha yang dibangun sendiri atau bersama mitra seperti Melon, Mojopia, dan Finnet. ”Misalnya, Melon akan menawarkan unlimited music bagi seluruh pelanggan broadband Telkom grup pada Mei nanti. Ini karena kami menyadari model bisnis mengarah ke free music sehingga Melon tidak dapat jalan secara stand alone, tetapi bagian dari freemium layanan telekomunikasi,” katanya.
Melon sebagai Digital Content Exchange Hub (DCEH) yang menelan investasi 100 miliar rupiah diluncurkan pada Desember 2010, hingga Maret pendapatannya sekitar 100 juta rupiah dengan 6000 pengguna aktif.
Media dan Edutainment
Sementara Direktur Utama Telkom Vision Elvizar mengungkapkan, anak usaha yang bergerak di bidang media telah berhasil membukukan kinerja positif dengan membukukan pendapatan sebesar 161,6 miliar rupiah pada tahun lalu atau meningkat 50,1 persen dibandingkan 2009 sebesar 107,7 miliar rupiah. Pada tahun 2011, TelkomVision ditargetkan meraih pendapatan sekitar 300 miliar rupiah dengan 500 ribu pelanggan atau tumbuh 100 persen dibanding tahun lalu sekitar 250 ribu pelanggan.
”Kami telah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai target tersebut. Fokusnya Telkom kepada bisnis TIME dan pembenahan yang dilakukan di internal akan memuluskan target tersebut,” jelasnya.
Diungkapkannya, beberapa pembenahan yang dilakukan secara internal adalah mengefisienkan penggunaan biaya yang menyangkut pembelian konten, perangkat, dan fee pemasaran. Setelah itu memperluas jangakaun layanan dari 7 provinsi menjadi 33 provinsi, memusatkan call center pada anak usaha Telkom lainnya (Infomedia), dan berjualan secara sinergi dengan unit usaha lainnya seperti TelkomFlexi dan Telkomsel.
”Hasil dari strategi ini kami berhasil berjualan dua hingga tiga kali lipat dibandingkan pemimpin pasar TV berbayar. Bandingkan 8 bulan lalu sebelum pembenahan dimana penjualan hanya 1/3 dari pesaing,” tuturnya.
Indra Utoyo menambahkan, pada tahun ini Telkom akan memperkuat bisnis media dengan anchor-nya jasa Internet Protocol TV (IPTV). ”IPTV akan merevolusi cara Telkom melayani pelanggan bukan hanya infrastruktur broadband, tetapi juga kualitas video delivery, multiple-screen, strategi konten, konvergensi service dan konten, serta end-to-end customer handling. IPTV akan membawa new culture shock,” promosi Indra. [dni]
April 28, 2011
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar