JAKARTA–PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil mendapatkan kepercayaan calon investor dari dalam dan luar negeri dalam rangka aksi korporasinya untuk “melantai” di bursa saham.
“Hasil roadshow yang kami lakukan hingga Senin (24/1) direspons dengan positif sekali oleh calon investor. Mereka senang dengan paparan, manajemen, dan potensi perkembangan perusahaan ke depannya,” ungkap Direktur IT dan Strategis Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan kepada Koran Jakarta, Senin (24/1).
Untuk diketahui, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dalam rangka go public ke bursa selama dua pekan lalu melakukan roadshow ke dalam dan luar negeri untuk menarik calon investor membeli sahamnya.
Kota-kota yang didatangi oleh manajemen Garuda diantaranya Surabaya, Makassar, Bandung, Palembang, Padang, Banda Aceh, Balikpapan dan Singapura, Hong Kong, London, Boston, dan New York. Roadshow ditutup berakhir pada Senin (24/1) ini. Rencananya perseroan akan melepas total 9,36 miliar lembar saham yang terdiri dari sekitar 7,4 miliar saham baru dan 1,9 miliar merupakan saham divestasi PT Bank Mandiri Tbk.
Dijelaskannya, tentang book building belum bisa diungkapkan karena batas akhir adalah hari ini. “Book building mungkin baru besok bisa diketahui. Begitupun juga tentang harga. Mudah-mudahan besok sore akan ditentukan oleh pemegang saham. Sedangkan soal penjatahan tidak ada. Dibuka untuk semuanya,” katanya.
Sebelumnya, kisaran harga saham Garuda ditawarkan sebesar 750 hingga 1.100 rupiah. Harga saham perdana Garuda akan ditetapkan pada 25 Januari 2011. Penetapan dilakukan setelah manajemen melakukan masa penawaran awal atau book-building yang akan dilakukan pada 13 hingga 24 Januari 2011.
Dari pelepasan saham ke pasar itu perseroan berharap mendapatkan dana 500 juta dolar AS yang akan digunakan sebanyak 80 persen untuk pengembangan armada baru yakni 10 pesawat B737-800 NG, 10 B777 dan 6 A330-200, serta 5 pesawat tipe “narrow-body” untuk Citilink dan 5 tipe Sub-100. Sisanya sebesar 20 persen akan digunakan untuk membiayai modal Garuda yang diperlukan untuk pengembangan usaha.
Ekspansi Pasar
Pada kesempatan lain, EVP Operation Garuda Indonesia Capt. Ari Sapari mengungkapkan,perseroan akan berekspansi menggarap pasar penerbangan sub-100 seat atau angkutan dengan kapasitas di bawah 100 penumpang guna melengkapi layanan yang ada selama ini. BUMN ini di dunia penerbangan selama ini bermain di pasar full service melalui Garuda dan Low Cost Carrier (LCC) dengan Citilink.
“Armada Sub 100 seat untuk menghilangkan batasan antara feeder, regional, dan rute utama untuk melayani rute-rute high yield dengan low density,” jelasnya.
Diungkapkannya, perseroan sedang mengaji untuk menggunakan pesawat jenis ATR, Embraer, atau Bombardier untuk segmen tersebut. “Pesawat berkapasitas kursi kecil memberikan keuntungan dari sisi operasional sedangkan rute yang dilayani menjanjikan keuntungan yang besar,” jelasnya.
Elisa menjelaskan, segmen sub 100- seat digarap untuk mengakomodasi tiga hal. Pertama, untuk melayani rute yang memiliki landasan pendek dan tidak terlalu keras. Kedua, mengakomodasi rute-rute yang selama ini belum memiliki hak bypass domestik seperti Medan-Denpasar yang selama ini harus dilewati melalui Jakarta.
Melalui layanan ini, maka akan terbuka peluang pasar baru karena penumpang bisa merasakan keuntunganlangsung, yakni kecepatan dan kemudahan dalam bepergian. Ketiga, tentunya menambah frekuensi di sejumlah slot kosong penerbangan. Selama ini ada sejumlah rute dengan frekuensi yang cukup tinggi masih memiliki jeda waktu atau slot kosong. Contohnya, Jakarta-Surabaya, masih ada slot yang kosong sekitar 1,5 jam, tidak ada penerbangan.
Game Changer
Berkaitan dengan pengembangan layanan Citilink, Ari Sapari mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menimbang pemilihan pesawat jenis Airbus atau Boeing 737. “Citilink akan menjadi “game changer” di pasar LCC. Strategi Citilink berfokus pada peningkatan kapasitas kursi, frekuensi penggunaan pesawat, biaya distribusi yang rendah, dan bermain di rute dengan radius penerbangan 2 jam baik domestik maupun internasional,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar meengungkapkan, bahwa armada Citilink memang akan ditambah sebanyak 19 unit dari 6 unit yang dimiliki. Pada 2010, Citilink pun telah mengangkut penumpang sebanyak 1,2 juta orang.
Sementara Garuda, kata Emir, dalam waktu dekat berencana untuk membuka dua rute domestik baru, yakni Gorontalo dan Belitung, serta tiga rute internasional baru, yaitu Delhi, Mumbai, dan Taipei. Adanya tambahan dua rute domestik itu membuat Garuda tahun ini genap menerbangi seluruh nusantara.
Anggota Komisi V DPR RI Michael Watimmena meminta agar Garuda tidak hanya memiliki frekuensi tinggi pada rute-rute gemuk di wilayah Barat Indonesia.
“Kawasan timur Indonesia juga harus diberikan perhatian. Masyarakat di kawasan itu juga ingin merasakan kenyamanan angkutan udara tetapi maskapai yang singgah bisa dihitung jari. Garuda sebagai flag carrier harus bisa menjawab permintaan masyarakat kawasan itu,” katanya.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pun mengakui, angkutan udara memang menjadi andalan untuk menghubungkan Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
“Angkutan udara menjadi tulang punggung untuk Indonesia Connected. Pemerintah akan mendorong terus industri penerbangan untuk melayani tidak hanya pasar domestik tetapi juga luar negeri,” katanya.
Sedangkan Dirjen Perhubungan Udara Herry Bhakti S Gumay menilai, maskapai yang berhasil melantai di bursa saham sebagai cerminan kepercayaan pasar ke industri penerbangan. “Ini akan membuat maskapai itu terus berkembang dan kian giat berekspansi untuk melayani masyarakat,” katanya.[dni]
Januari 25, 2011
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar