JAKARTA—PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menargetkan meraih omset sebesar 2,04 triliun rupiah atau meningkat 20 persen pada tahun depan dibandingkan capaian tahun ini senilai 1,7 triliun rupiah.
“Pada tahun depan diyakini ada pertumbuhan karena armada baru MA-60 sebanyak 15 unit akan beroperasi. Kita juga targetkan jumlah penumpang yang diangkut ada kenaikan dari 325 ribu per hari pada 2010, menjadi 350 ribu jiwa pada 2011,” ungkap Direktur Niaga Merpati Nusantara Airlines Tony Alia Achmad di Jakarta, Senin (27/12).
Direktur Keuangan Merpati Nusantara Airlines Farid Lutfi mengakui, untuk raihan pendapatan pada tahun ini terjadi penurunan sebesar 0,05 persen dibandingkan 2009 sebesar 1,8 triliubn rupiah. “Kondisi tahun lalu berbeda dengan tahun ini. Semester I tahun ini sangat berat, sehingga kinerja semester II yang mulai menguat tidak signifikan mendongkrak. Kami perhitungkan pada 2010 rugi operasi sekitar 30-40 miliar rupiah,” keluhnya.
Tony menjelaskan, pada semester I 2010 terjadi penurunan jumlah pesawat jet yang digunakan dari 10 atau 11 unit per harinya menjadi 6 pesawat. Padahal, pesawat jet menjadi kontributor utama pemasukan bagi perseroan. “Kalau pesawat baling-baling itu hanya sekitar 20 miliar rupiah,” katanya.
Dijelaskannya, kondisi mulai berubah memasuki semester II 2010 dimana jumlah pesawat jet berhasil dinormalkan kembali dan permintaan menguat. Saat ini, Merpati mengoperasikan 23 unit pesawat. Perinciannya 10 pesawat jet, 6 pesawat MA-60, 5 pesawat Twin Otter dan 2 pesawat Casa melayani 68 rute dengan 115 frekuensi penerbangan.
“Kami juga mulai membuka rute-rute baru. Salah satunya Denpasar-Dili yang mulai dibuka 8 Desember lalu dengan pesawat B 737-300. Selanjutnya penerbangan carter Kupang_Dili pada 5 Januari 2011. Kedua rute itu tingkat isiannya 80 persen dan memiliki potensi yang menggiurkan mengingat ekspatriat dari Dili banyak yang ingin berlibur ke Indonesia,” jelasnya.
Hutang
Pada kesempatan sama, Direktur Utama Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhoni Tjitrokusumo mengungkapkan, perseroan berhasil merestrukturisasi utang dengan lessor pesawat senilai 5,4 juta dollar AS. Selain itu, Merpati juga mendapatkan penurunan harga sewa pesawat dari harga sebelumnya.
“Renegosiasi dilakukan dengan tiga lessor pesawat yaitu Air Castle, Jetlease dan Jet Scape. Kami mengajak mereka bertemu karena kami merasa kesulitan kalau kontrak diteruskan dengan harga sewa yang mahal ,” jelasnya.
Diungkapkannya, negosiasi itu akhirnya menghasilkan kesepakatan penghapusan utang dengan dua lessor, yaitu Jetlease sebesar 1,7 juta dolar AS dan Jet Scape sebesar 3,7 juta dollar AS. Sementara dengan Air Castle, kontrak sewa menyewa pesawat tetap berjalan dan utang Merpati sebesar 305 ribu dollar AS tetap dibayarkan.
Negosiasi dengan Jetlease juga menyetujui penurunan harga sewa pesawat per bulan dari 145 ribu dollar AS menjadi 80 ribu dollar AS. Selain itu, lessor juga menyediakan 3 mesin pesawat yang sebelumnya harus disewa. “Jangka waktu sewa menyewa diperpanjang hingga 2015,” katanya.
Sementara itu, Jet Scape menjanjikan akan memberikan pesawat yang disewa sebagai hak milik Merpati pada Nopember 2011. Syaratnya, Merpati tetap melanjutkan sewa dan tetap membayar harga sewa pesawat usia 20 tahun sebesar 213 ribu dollar AS per bulan. Di sisi lain, uang deposit Merpati sebesar 2,5 juta dollar AS akan hangus
Merpati bekerjasama dengan lessor pesawat Air Castle untuk sewa menyewa 1 pesawat Boeing 737 Seri 400. Jet Lease untuk sewa menyewa 2 pesawat Boeing 737 seri 300. Sedangkan dengan Jescape untuk sewa menyewa 1 pesawat Boeing 737 seri 400 dan 1 pesawat Boeing 737 seri 300. Saat ini total utang Merpati sendiri mencapai 1,9 triliun rupiah.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan