Beberapa Operator besar belum lama ini mengumumkan kinerja keuangannya untuk kuartal III 2010. Periode yang dikenal sebagai masa gemuk itu biasanya berkontribusi hingga 30 persen bagi kinerja tahunan operator. Hal ini karena adanya beberapa momentum pemasaran yang dimanfaatkan seperti libur sekolah dan Ramadan.
Lihat saja pada masa Lebaran dimana dalam satu hari, Telkomsel yang menguasai 50 persen pangsa pasar seluler mampu menhantarkan 809 juta SMS atau meningkat 11 persen dari jumlah SMS normal hari biasa sekitar 727 juta SMS per hari.
XL mengalami lonjakan penggunaan jasa suara hingga 670 juta menit atau naik 31,4 persen dari hari biasa atau Indosat yang naik penggunaan SMS hingga 142,09 persen dibanding hari biasa menjadi sekitar 532,91 Juta SMS.
Jika secara kuantitas trafik terjadi lonjakan yang signifikan, lantas bagaimana secara omset bagi perusahaan?
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) secara grup dalam laporan keuangan kuartal III 2010 memiliki pendapatan usaha konsolidasi mencapai 52,1 triliun rupiah atau tumbuh sebesar 3,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya
Kenaikan pendapatan usaha sebesar 1.960 triliun rupiah miliar sebanyak 60 persen atau 552 miliar rupiah disumbangkan oleh Telkomsel. Selanjutnya telepon tetap senilai 952 miliar rupiah, dan Data, Internet, dan Jasa Teknologi Informatika sebesar 2.071 miliar rupiah.
Telkomsel sendiri memiliki 93,1 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) blended 43 rupiah dan secara kuartal dan tahunan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 5 persen walau sudha disiapkan dana pemasaran 500 miliar rupiah hingga akhir tahun nanti.
Sayangnya, Telkom tidak mampu menahan turunnya laba bersih yang telah dimulai sejak kuartal kedua lalu. Tercatat, laba bersih mengalami penurunan sebesar 3,9 persen dari 9.300 triliun rupiah pada periode kuartal III 2009 menjadi 8.933 triliun rupiah pada kuartal 2010.
Penurunan laba terjadi karena turunnya laba selisih kurs sebesar 644 miliar rupiah dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang mengakibatkan adanya peningkatan signifikan dalam biaya Lainnya sebesar 545 miliar rupiah atau sebesar 321 persen. Belum lagi beban usaha sampai dengan 30 September 2010 naik sebesar 2.720 triliun rupiah atau 8,4 persen.
Pukulan pada bottom line juga dirasakan oleh Indosat dimana hanya mampu membukukan laba bersih kuartal III 2010 sebesar 530,9 miliar rupiah atau anjlok 63,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 1,449,9 triliun rupiah. Pemicunya karena selisih nilai kurs, biaya bunga dan depresiasi.
Sementara untuk pendapatan usaha dibukukan sebesar 14,843 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 8,1 persen dari periode sama tahun lalu senilai 13,732,9 triliun rupiah. Jasa seluler tetap menjadi andalan dengan raihan 11,914 triliun rupiah atau meningkat 16,6 persen dari periode yang sama tahun lalu 10,217 triliun rupiah. ARPU dari layanan seluler Indosat secara blended sekitar 35.310 rupiah dari 39,7 juta pelanggan. Biaya pemasaran yang disiapkan untuk jasa ini 821.914 miliar rupiah.
Kinerja lumayan kinclong untuk top line dan bottom line pada kuartal III 2010 dimiliki oleh PT XL Axiata Tbk (XL) yang mendapatkan pendapatan usaha sebesar 13 triliun rupiah atau naik 32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih naik 73 persen dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi 2,1 triliun rupiah. Jasa seluler XL memiliki 38,5 juta pelanggan dengan ARPU. Biaya pemasaran yang tersedot untuk jasa ini sekitar 500 miliar rupiah.
Masih Optimistis
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menegaskan, masih optimistis target akhir tahun untuk meraih pertumbuhan high single digit masih bisa tercapai. “Pendapatan seluler yang menjadi penopang perkuartal menunjukkan pertumbuhan yang inline dengan kompetitor lainnya,” ungkapnyakepada Koran Jakarta, belum lama ini.
Deputy VP Corporate Secretary Telkomsel Aulia E. Marinto mengungkapkan, Telkomsel akan mengatur biaya-biaya pengeluaran untuk mengakuisisi pelanggan lebih ketat karena pertarungan untuk mendapatkan tambahan pengguna baru ada di segmen C dan D. “Jika pelanggan di segmen ini bertambah tetapi biaya makin tinggi, tidak ada gunanya. Kita sedang berbenah diri terus agar semakin efisien,” jelasnya.
Presiden Direktur dan CEO Indosat Harry Sasongko mengatakan, tantangan yang dihadapi adalah menjaga pendapatan telepon dan data tetap yang mengalami penurunan masing-masing 25,8 persen dan 9,9 persen. “Kompetisi di data makin meningkat, sementara penguatan rupiah untuk Sambungan Internasional (SLI) sangat berpengaruh karena net settlement dalam dollar AS,” jelasnya.
Sementara Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi mengungkapkan, dalam situasi yang kompetitif di jasa seluler, perseroan menetapkan EBITDA marjin menjadi lebih dari 50 persen.
”Pada triwulan ketiga ini, kami lebih memusatkan kepada penambahan jumlah pelanggan. Selain itu, EBITDA juga mengalami pertumbuhan sebesar 60 persen menjadi 6,8 triliun rupiah dibandingkan periode sama tahun lalu dengan EBITDA marjin 52 persen,” ungkapnya.
Pada kesempatan lain, Praktisi Telematika Suryatin Setiawan menyakini Telkom secara grup akan mampu mencapai target pertumbuhannya. “Telkomsel sebagai andalan mesin uang harus mulai secepatnya memperbaiki sistem penagihan agar bisa bersaing secara per lini bisnis dengan XL yang telah lebih dulu memiliki sistem menunjang fleksibelitas penawaran,” jelasnya.
Pengamat Telekomunikasi Bayu Samudiyo mengungkapkan, kinerja Telkomsel terlihat tertekan karena posisinya sebagai pemimpin membuat susah ekspansi ke segmen baru karena pasar seluler mulai jenuh. “Apalagi sekarang banyak program bonus dan tarif makin turun sehingga pendapatan makin turun,” jelasnya.
Disarankannya, semua pemain yang memiliki pangsa pasar besar harus semakin kreatif mengembangkan strategi baru menaikan pendpaatan dengan lebih mengembangkan jasa data, mobile commerce, money remittance dan lainnya.
“Sekarang bukan eranya lagi perang untuk akusisi pelanggan baru. Harus dipikirkan menaikan ARPU dari pelanggan yang sudah ada. Kalau tidak biaya pemasaran akan membengkak terus sementara implikasi ke kinerja tidak signifikan,” ketusnya. [dni]