JAKARTA—PT Angkasa Pura II (Persero) tengah menyiapkan tender pembangunan radar Jakarta Automated Air Traffic Control System 2 (JAATS 2) untuk digelar pada November 2010 agar memperkuat performa radar serupa yang telah ada saat ini.
JAATS adalah sistem penginderaan jarak jauh (surveillance) yang digunakan oleh petugas pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) untuk memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan di wilayah operasi udara Flight Information Region (FIR) Jakarta dengan cakupan wilayah udara Indonesia bagian barat.
Pelayanan ini lazim disebut sebagai radar services. Perangkat JAATS yang dioperasikan PT APII ini berada di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten. Namun, keberadaan JAATS sendiri tidak hanya untuk kebutuhan pengontrolan lalu lintas udara, namun lebih luasnya berfungsi untuk air traffic management.
“Kami tengah menyiapkan tender agar JAATS 2 dapat beroperasi beroperasi selambatnya akhir 2011 mendatang. Keberadaan alat baru ini juga untuk mengantisipasi pertumbuhan industri penerbangan,” kata Direktur Utama PT AP II Tri S Sunoko di Jakarta, akhir pecan lalu.
Diungkapkannya, proses persiapan yang tengah dilakukan saat ini adalah menyusun term of reference (TOR) pengadaan dan pemasangan JAATS 2 oleh tim gabungan yang terdiri dari ahli navigasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan PT AP II, serta dari organisasi profesi IATCA dan Tekinisi Penerbangan dan para operator sebagai nara sumber.
Penyusunan TOR dilaksanakan sejak September lalu dan akhir Oktober ini diharapkan sudah selesai, sehingga proses tender pembangunan gedung sebagai langkah awal bisa dilakukan pada Nopember dan Desember mendatang.
Dijelaskannya, estimasi dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung JAATS 2 tersebut mencapai kisaran 200 miliar rupiah dengan alokasi sumber pendanaan berasal dari APBN Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian perhubungan. Rentang waktu pembangunan gedung JAATS 2 direncanakan sepanjang 2011, mulai Januari hingga Desember.
Sementara untuk pengadaan dan instalasi infrastruktur JAATS 2 menjadi proyek PT AP II melalui pendanaan sendiri, dengan estimasi waktu antara Januari – September 2011, yang dilanjutkan dengan proses simulasi dan training pada Oktober dan Nopember 2011.
”Total estimasi biaya untuk infrastruktur JAATS nilainya sekitar 500 miliar rupiah. Permohonan persetujuan anggarannya kita ajukan kepada Kementerian BUMN Oktober 2010 ini. Kita harapkan bisa segera disetujui selambatnya akhir Oktober, sehingga bisa langsung buka tender Nopember mendatang,” tambah Direktur Operasi AP II Salahudin Rafi.
Dijelaskannya, radar JAATS pertama dioperasikan perdana pada 1996 silam, dan diproyeksikan untuk melayani pergerakkan pesawat hingga 600 pergerakan per hari dan pelayanan data sebanyak 900 pesan Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN). Namun pada 2010, total pergerakan pesawat yang dilayani JAATS mencapai hingga 2000 pergerakan dan 4000 message AFTN.
Menyusul kendala operasional radar yang terjadi beberapa waktu lalu, perbaikan cepat dilakukan sehingga mampu mengembalikan fungsi pelayanan JAATS seperti sedia kala. Untuk mengantisipasi kejadian serupa, telah dilakukan updating dan refreshing sistem JAATS secara periodik setiap dua bulan. untuk mengurangi beban yang diproses oleh sistem.
”Sejak awal September lalu upaya perbaikan dan antisipasi terhadap kegagalan sistem terus dilakukan, seperti menyiapkan back up system yang dibutuhkan. Contingency plan atau rencana darurat JAATS Radar System Failure Contingency Plan yang menyentuh kondisi terburuk kita rancang dan kita masukkan dalam SOP, dan nanti akan kita sosialisasikan ke setiap unit dan seluruh controller,” jelas Rafi.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong percepatan pembangunan radar JAATS 2 untuk menopang radar yang telah ada saat ini. Di sisi lain, hal tersebut juga sebagai upaya untuk menyongsong pengimplementasian ASEAN Open Sky 2015 mendatang. “Banyak pembenahan yang harus kita lakukan. Salah satunya adalah sistem radar,” ujar Freddy.
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay menambahkan, saat ini pihaknya bersama tim tengah melakukan penyusunan TOR rencana pembangunan radar JAATS 2 agar secepatnya bisa dilakukan tender. “Kami dari pemerintah akan memfasilitasi bangunannya, gedungnya. Sedangkan Angkasa Pura II infrastruktur radarnya,” jelasnya.[dni]