Jakarta –Potensi pasar dari jasa titipan pada tahun ini mencapai 8 triliun rupiah berkat berlakunya Undang-Undang No 38 tahun 2009 tentang Pos tahun lalu.
Direktur Ekskutif Asosiasi Pengiriman Jasa Ekspres Indonesia (Asperindo) Syarifuddin mengatakan, UU Pos sangat memungkinkan industri jasa pengiriman untuk berkembang pesat.
“Ada tiga hal penting dari undang-undang itu yang membuat pemain swasta bergairah,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (20/10).
Tiga hal itu adalah, pertama, monopoli PT Pos untuk pengiriman warkat dan kartu pos ditiadakan, sehingga membuat pemain swasta diperbolehkan menggarap. Kedua, swasta. bisa menggarap pengiriman uang. Dan ketiga perusahaan asing yang mau masuk ke Indonesia harus berbagi saham dimana investor lokal harus mendapatkan saham mayoritas.
“Potensinya sangat besar sehingga setiap tahun industri jasa pengiriman ini mengalami peningkatan sebesar 10 persen,” jelasnya.
Sementara General Manajer PT Expressindo System Network (X-Sys) Arif Wahyudi mengungkapkan, ingin ikut merasakan gurihnya kue jasa pengiriman dengan membuka 43 kantor cabang mulai 10 Oktober lalu.
PT Expressindo System Network (X-Sys) adalah anak usaha All Total Transport (ATT) Group.
“Seluruh kantor cabang tersebut dibangun sendiri oleh perusahaannya tanpa skema kemitraan dengan pihak lain. Dengan menyerap lebih dari 200 orang tenaga kerja,” jelasnya.
Dijelaskannya, pilihan membangun kantor cabang secara mandiri untuk menjaga jika terjadi sesuatu terhadap dokumen atau paket barang yang dikirimkan konsumen. Maka proses penelusuran atas barang tersebut bisa lebih mudah, dibandingkan jika kantor cabang tersebut dioperasikan oleh mitra usaha.
Selain kantor cabang sendiri, perseroan juga memiliki total armada pengiriman sebanyak 49 unit. Harga per unit dari armada sekitar 90 jutaan rupiah.
Jika jumlah armada dikalikan harga per unit maka bisa dihitung X-Sys harus mengeluarkan 4,41 miliar rupiah untuk mengadakan kendaraan.
Sedangkan mitra yang digandeng adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya, Batavia Air, Travel Express Air, dan Lion Air. “Garuda mengirimkan lebih dari 50 persen paket barang kami,” jelasnya.
Selanjutnya diungkapkan, di tahun pertamanya beroperasi, X-Sys menargetkan dapat mengantongi pendapatan 50 miliar rupiah . Dimana 60 persen diantaranya disumbang dari pendapatan pengiriman dokumen. Sementara 40 persen sisanya dari pengiriman kargo.
“Masing-masing daerah berbeda target pendapatannya. Tergantung dari potensinya. Namun kami targetkan keuntungan bersih dari bisnis ini bisa mencapai 10 persen dan Return of Investment bisa tercapai dalam 1 tahun,” kata Arif.
X-Sys melayani tiga jenis pengiriman barang. Yaitu X-Day untuk pengiriman barang langsung sampai. Layanan tersebut dilayani perseroan untuk pengiriman ke 26 kantor cabang dengan tarif yang lebih tinggi. Mulai dari 50 ribu rupiah untuk satu kilogram pertama dan lima ribu rupiah. untuk kilogram berikutnya di DKI Jakarta. Sampai 300 ribu rupiah untuk satu kilogram pertama dan 30 ribu rupiah untuk kilogram berikutnya ke Balikpapan.
Lalu ada X-One untuk pengiriman satu hari ke 33 kantor cabang. Serta X-Sure untuk pengiriman ke seluruh kantor cabang dengan tarif yang lebih murah.[Dni]