191010 PT KAI Siapkan Rencana Keselamatan Operasi

JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyiapkan sejumlah rencana untuk meningkatkan keselamatan operasinya untuk menekan angka kecelakaan.

Direktur Utama PT Kereta Api Ignasius Jonan mengungkapkan sejumlah rencana sudah disiapkan untuk empat tahun ke depan. “Kami tetap memberikan perhatian tinggi kepada keselamatan ditengah keterbatasan,” katanya kepada Koran Jakarta, Senin (19/10).

Diungkapkannya, sejumlah rencana itu adalah emplasemen stasiun tertentu dilengkapi dengan sepur tangkap/badug dimana  di lintasan double track diperlukan sepur sayap.
Pemasangan Auxiliary warning system (AWS) khususnya di daerah perkotaan. Pemasangan Anti-Collision Device (ACD). Pemasangan Automatic Train Stop (ATS). Pembangunan Double track lintas utara dan lintas selatan Jawa dan Double Double Track Manggarai-Cikarang.

Selanjutnya pembangunan prasarana perkeretaapian  di Sumatera Selatan (DIVRE III), penyelesaian jalur ganda di lintas utara Jawa, (Tanjung Priok-Jatinegara-Surabaya Pasar Turi), dan pembangunan jalan rel simpang di Dryport Jababeka/Lemah Abang.

Sedangkan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) akan dilakukan peralihan manajemen SDM dari pendekatan PNS ke manajemen SDM yang tepat untuk organisasi bisnis dengan  budaya kerja baru.

Produktivitas pegawai lebih dari 900.000 satuan angkutan dengan melalui otomatisasi dan mekanisasi, outsourcing untuk pekerjaan yang tidak strategis. modernisasi sistem HR (remunerasi, administrasi SDM (SAP), penilaian kinerja, golongan/ karir jabatan dan pendidikan dan pelatihan (rasio diatas 2 persen  dari sales dan jumlah hari kerja) berbasis kompetensi dengan 95 persen pemenuhan (Teknis dan Manajerial) dan sertifikasi. “Untuk SDM ini programnya mulai tahun ini hingga empat tahun mendatang,” jelasnya.

Diungkapkannya, alat produksi sendiri untuk empat tahun mendatang membutuhkan 44 unit lokomotif untuk Sumsel dan 100 unit untuk Jawa. Selanjutnya 1.200 unit gerbong KKBW, 1.200 unit gerbong PPCW. Dana yang dibutuhkan untuk pengadaan ini sekitar 2,378 triliun rupiah dimana sumber dana 85 persen pinjaman dan sisanya kas internal.

PT KAI juga menargetkan  kenaikan volume angkutan penumpang secara total perusahaan 2 persen , sedangkan jika ditinjau dari masing-masing kelas adalah Eksekutif 7 persen, Bisnis 4 persen, Ekonomi 1 persen, Lokal Bisnis 4 persen , Lokal Ekonomi 3 persen  dan Jabotabek 1 persen.

Saat ini jumlah jaringan KA 6.535 km (beroperasi 4.773 km (73 persen), sedangkan sepanjang 1.762 km (27 persen) tidak beroperasi).  Konsentrasi angkutan
penumpang di Jawa (98%),  angkutan barang dominan di Sumatera (76% ;CPO &
batubara). Dan  baru mengangkut 2-3  persen  dari jumlah perjalanan orang di
Jabodetabek dan 4 persen  dari transportasi publik

Sementara jumlah perlintasan sebidang berpotensi konflik : tidak dijaga resmi sebanyak  (3415 unit). Belum lagi  204 set persinyalan elektrik untuk 12 DaOps tidak tersebar merata.

Selanjutnya Jonan meminta adanya pemisahan tugas yang jelas antara PT. KAI sebagai operator dan Ditjen KA sebagai regulator dalam hal pembangunan dan pengelolaan stasiun, rel dan persinyalan. “Tentunya juga pemisahan aset yang jelas antara PT. KAI dan Ditjen KA,” katanya.[dni]

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar