Mulai maraknya penawaran cloud computing yang dilakukan oleh perusahaan yang bermain di solusi teknologi informasi (TI) membuat satu segmen pelaku bisnis semakin berkembang.
Segmen itu adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang selama ini masih kesulitan mendapatkan modal besar dan mengakses pasar. Namun, berkat pemanfaatan cloud computing dimana teknologi internet dimanfaatkan untuk menyediakan sumber komputing, daya saing dari pelaku usaha ini meningkat dan mampu bersaing di pasar.
“TI sangat diperlukan bagi kalangan UKM untuk membantu proses bisnis mereka agar lebih baik lagi. Namun, kendala keuangan yang terbatas membuat UKM agak susah membangun infrastruktur sendiri. Berkat cloud computing, masalah biaya bisa diatasi,” ungkap Ketua Kompartemen ICT Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Iqbal Farabi di Jakarta, Senin (18/10).
Diungkapkan Pria yang akan maju sebagai salah satu calon Ketua Umum HIPMI Jaya pada Januari 2011 nanti itu, diperkirakan ada 600.000 UKM di Indonesia, sementara yang melek dengan manfaat TI masih sedikit. “Edukasi harus terus dilakukan untuk pemilik UKM akan manfaat TI. Soalnya penggunan TI secara tepat sebagai enabler diyakini bisa menekan biaya operasional dari pebisnis skala UKM hingga 60 persen, sehingga berimbas pada penurunan drastis dari Total Cost of Ownership (TCO),” jelasnya.
Menurutnya, segmen UKM perdagangan yang paling membutuhkan solusi TI adalah di pasar basah dimana menguasai hampir 60 persen dari saluran distribusi. “Akibat tidak ada solusi TI untuk inventori, pemain UKM tidak berani menyetok barang ke manufaktur. Jika tidak dibantu dengan solusi TI ini bisa menghambat perekonomian,” jelasnya.
EGM Telkom Divisi Business Services (DBS) Slamet Riyadi mengakui segmen UKM sangat menjanjikan karena pertumbuhan belanja solusi TI yang dilakukan kalangan UKM hingga empat tahun kedepan diperkirakan mencapai 60,3 persen atau senilai 18,6 triliun rupiah dengan nilai Compound Annual Growth Rate (CAGR) 12,83 persen.
Menurutnya, tantangan menjual solusi TI ke segmen UKM adalah memberikan pemahaman kepada pemilik bahwa solusi TI dibutuhkan. “Biasanya mereka sensitif kepada harga. Tetapi Telkom memiliki produk yang lengkap sehingga nilainya menjadi lebih tinggi dengan harga terjangkau,” jelasnya.
DBS adalah unit yang dibentuk Telkom dikhususkan untuk mengelola pelanggan bisnis yang sebagian besar merupakan segmen UKM. Sudah 90 ribu UKM berhasil digaet menggunakan solusi TI dari Telkom.
Dijelaskannya, selama ini UKM tak mau habis-habisan untuk business supporting seperti solusi TI, fokusnya hanya pada bisnis inti. “Mereka (UKM) terus-terusan kami beri pelatihan dan konsultasi tentang bagaimana memperkuat bisnis utama mereka dengan memanfaatkan TI. Upaya ini kami giatkan supaya UKM di Indonesia juga bisa maju seperti UKM di Korea yang kini tumbuh pesat,” katanya
Pengamat telematika Suhono Harso Supangkat mengakui, UKM akan paling cepat mengadopsi cloud computing karena secara struktur organisasi tidak rumit dan menggunakan sesuai kebutuhan.
Sementara Juru bicara Business Software Alliance, Donny A Sheyoputra mengatakan, cloud computing juga akan memunculkan UKM sebagai produsen software. “UKM tidak hanya menjadi obyek, tetapi konsep cloud ini memunculkan pengusaha-pengusaha yang menjual software karena modal utamanya kreatifitas,” jelasnya.
Sayangnya, untuk Indonesia masalah berjualan software ini sangat riskan karena harus berhadapan dengan hantu pembajakan. “Tingkat pembajakan software di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Survei terbaru tingkat pembajakan software 86 persen pada tahun lalu. Artinya setiap 100 software yang di-install pengguna, 86 diantaranya bajakan. Kalau begini, bagaimana pemain UKM bisa bertahan,” keluhnya.[dni]