PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usaha, Mojopia, berhasil menggandeng situs lelang terkenal e-bay pekan lalu.
Keberhasilan Mojopia yang mengoperasionalkan situs plasa.com bekerjasama dengan e-bay diharapkan banyak kalangan bisa bisa membuka akses produk Indonesia ke pasar global.
Untuk diketahui, e-bay didirikan pada 1995 oleh Pierre Omidyar itu merupakan pemilik pasar online terbesar di dunia dengan memiliki 90 juta pembeli dan penjual yang aktif. Saat ini e-bay telah hadir di 200 negara dan pada tahun lalu meraup laba bersih 8,7 miliar dollar AS.
Pada kuartal kedua 2010, perseroan meraup pendapatan 2,2 miliar dollar AS dengan Gross Merchandise Volume (GMV) yang diperdagangkan mencapai 14,7 miliar dollar AS.
Head of Southeast Asia and Middle East, eBay Marketplaces Jason Lee mengungkapkan, setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 200 persen dari penjual asal Indonesia yang menjual produk secara global melalui e-bay.
“Potensi e-commerce pun di Indonesia lumayan menggiurkan karena berdasarkan survei empat-lima rumah tangga berencana melakukan transaksi online,” katanya di Jakarta, belum lama ini.
Chief Innovation Officer Mojopia Andi S Boediman menjelaskan, bentuk kerjasama yang dilakukan dengan e-bay adalah cross border trading dalam bentuk mendirikan sebuah portal informasi co-branded plasa.com/ebay atau sea.ebay.com/plasa.
“Portal itu memungkinkan pengguna dapat mempelajari bagaimana dapat berpartisipasai dalam perdagangan internasional melalui situs global ebay yang tersedia dalam bahasa Indonesia,” jelasnya.
CEO Mojopia Shinta Dhanuwardoyo mengungkapkan, ke depannya masyarakat Indonesia yang ingin mendaftar ke ebay harus melewati portal baru hasil koloborasi tersebut. “Semua yang mendaftar ke ebay akan di-divert ke portal tersebut. Kami menargetkan ada transaksi 20 miliar rupiah pada tahun depan dari hasil kerjasama itu,’ ungkapnya.
Andi optimistis dengan target tersebut mengingat Telkom secara grup memiliki basis pasar yang besar. “Kami akan fokus membidik pelanggan Telkomsel, Flexi, dan Speedy. Jumlahnya melewati 100 juta pelanggan. Itu besar sekali,” jelasnya.
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah mengharapkan kerjasama tersebut mampu menaikkan nilai perusahaan yang tengah bertransformasi dari perusahaan berbasis telekomunikasi menjadi Telecommunication, Information, Media, dan Edutainment (TIME).
“Secara kontribusi ke total pendapatan bisnis IME masih kecil, baru sekitar 7 persen bagi total pendapatan perseroan. Tetapi secara nilai perusahaan di mata investor, signifikan menaikkan, dimana nilai kapitalisasi pasar perseroan sudah mencapai 21 miliar dollar AS. Kami ingin mempertahankan tren positif ini” ungkapnya.
Kendala
Andi mengungkapkan, untuk pasar e-commerce di Indonesia terdapat dua kendala. Pertama, masalah akses ke pasar bagi produk. Kedua, masalah keraguan dari pembeli untuk melakukan transaksi secara online karena masalah keamanan.
“Kami akan membantu kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk akses ke pasar global dengan adanya portal ini. Selain itu kita akan lakukan pelatihan agar UKM tahu bagaimana cara yang tepat berjualan secara online,” katanya.
Sementara dari sisi pembeli, Andi mengatakan, Mojopia menerapkan pola escrow account bagi pemilik produk sehingga transfer yang dilakukan oleh pembeli sebenarnya ke rekening Plasa.com. “Saat ini Plasa.com bekerjasama dengan Bank Internasional Indonesia (BII). Ke depan akan menggandeng BCA. Rencana ke depan adalah bisa melakukan pembayaran melalui Pay Pal, tetapi setelah ada regulasi yang jelas dari pemerintah,” katanya.
Pada kesempatan lain, Ketua Masyarakat Industri Kreatif TIK Indonesia (MIKTI) Indra Utoyo mengatakan, teknologi digital melalui internet dan mobile di Indonesia sudah mulai menjadi bagian kehidupan sehari-hari.
“Pekerjaan rumah berikutnya adalah produktifitas pemanfaatannya melalui aplikasi semacam e-commerce lintas batas seperti yang dilakukan Plasa.com dan ebay. Diharapkan ini dapat memacu dan menumbuhkan kreatifitas dan kualitas UKM untuk masuk pasar global,” jelasnya.
Menurut Indra, hadirnya ebay yang memiliki standar kualitas dan metoda seleksi yang proven akan membuat UKM yang lolos ke situs itu akan memiliki kredibelitas di dunia internasional.
Pengamat telematika Suryatin Setiawan mengungkapkan bagi negara yang struktur keamanan internet dan pembayaran online belum matang dan juga masih substandar semacam Indonesia , membuka layanan web semacam plasa.com masih sangat penuh tantangan.
“Ebay sendiri sejak awal memiliki strategi Go global dengan mulai masuk ke Jerman membeli situs http://www.alando.de diubah menjadi http://www.ebay.de dan sekarang sudah ada di lebih dari puluhan negara,” katanya.
Disarankanya, Plasa.com harus bisa “mencuri” ilmu dari dari e-bay yang terkenal pandai adaptasi ke selera dan kebiasaan lokal tanpa bergeser dari inti model bisnisnya.
“Selain itu Plasa.com harus berharap e-bay akan mempopulerkan situsnya layaknya yang dilakukannya di berbagai negara lain selama ini,” katanya.
Sedangkan Praktisi Telematika Mochammad James Falahuddin menyarankan, manajemen Plasa.com lebih fokus dalam menarik pengunjung ke situsnya ketimbang menargetkan angka transaksi yang tinggi. “Situs itu peringkatnya masih rendah. Kalau belum apa-apa sudah berkoar dengan nilai transaksi yang besar, sementara pengunjung rendah, proses jual-belinya terjadi dimana,” ketusnya.[dni]