JAKARTA—PT Kereta Api (Persero) atau PT KA membutuhkan dana segar 5,26 triliun rupiah untuk mengembangkan bisnis angkutan barang hingga tiga tahun mendatang.
”Dana itu dibutuhkan untuk pengadaan lokomotif dan gerbong barang,” ungkap Direktur Komersial PT KA Sulistyo Wimbo Hardjito di Jakarta, Rabu (23/6).
Diungkapaknnya, perseroan berencana mengadakan 100 lokomotif penarik gerbong barang di Pulau Jawa dan 44 lokomotif serupa di Pulau Sumatera yang membutuhkan dana sebesar 4 triliun rupiah.
Sementara 1,26 triliun rupiah sisanya untuk mengadakan 1.200 unit gerbong kereta pengangkut batu bara dengan dua gandar (KBW) senilai 720 miliar rupiah dan 1.200 unit gerbong kereta pengangkut barang tanpa atap dan dinding samping (PPCW) senilai 540 miliar rupiah.
“Seluruh pengadaan akan dilakukan dalam waktu tiga tahun ke depan. Saat ini ada sepuluh bank dari dalam dan luar negeri yang tertarik untuk membiayai pengadaannya. Nama-nama bank belum bisa disebut karena masih proses evaluasi,” katanya.
Wimbo mengharapkan, tahun ini kontrak pinjaman bisa ditandatangani, karena tender untuk pengadaan gerbong telah dibuka sejak awal pekan ini di media massa.
Menurutnya, gerbong dan lokomotif baru dibutuhkan seiring dengan rencana perseroan memperbesar pendapatan dari sisi angkutan barang.
Tahun ini PT KA menargetkan pendapatan dari angkutan barang 2,13 triliun rupiah dengan volume angkut 23,91 juta ton. Sementara pada 2009, perseroan membukukan pendapatan dari angkutan barang sebesar 1,7 triliun rupiah dengan realisasi volume angkutan 20,72 juta ton.
Komoditas utama yang akan diangkut selama tahun ini antara lain bubur kayu, batu bara, bahan bakar minyak, pupuk, peti kemas, parcel, baja, lateks, minyak sawit, minyak sawit cair, air minum, dan pasir kuarsa.
Saat ini pendapatan dari angkutan batubara di Sumatera milik PT Bukit Asam Tbk masih dominan yaitu 1,19 triliun rupiah dengan realisasi angkutan 11,14 juta ton per tahun.
“Pada 2014, kapasitas angkutan batubara di Sumatera ditargetkan bisa mencapai 20 juta ton. Sementara di Pulau Jawa kami targetkan bisa mengangkut 1.000 kontainer per hari,” jelasnya.
Berkaitan dengan penjajakan kontrak antara PT KA dengan Wilmar dan Unilever, Wimbo mengungkapkan, perseroan sudah membuat MoU dengan Wilmar.
“Penjajakan kontrak dengan Wilmar sudah lebih maju ketimbang Unilever. Wilmar sudah membuat MoU untuk kemudian membuat tim bersama untuk menyiapkan kontraknya. Nilai kontrak dan volume angkutnya baru akan dibicarakan,” ujarnya.
Diungkapkannya, Wilmar menginginkan PT KA untuk mengangkut kelapa sawit dari Tebing Tinggi-Pelabuhan Kuala Tanjung. Sementara di Jawa, PT KA diminta untuk mengangkut kelapa sawit dari Gresik-Semarang dan produk olahan di Gresik-Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Sebelumnya, PT KA mengungkapkan tengah menjajaki kontrak angkutan barang dengan Wilmar Grup dan Unilever. Wilmar berminat untuk menggunakan jasa angkutan barang untuk komoditas kelapa sawit dan produk olahan lainnya di Sumatera dan Jawa. Sementara Unilever membutuhkan jasa angkutan barang untuk pengiriman Jakarta-Surabaya.[dni]