JAKARTA—Rencana konsolidasi unit Fixed Wireless Access (FWA) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Flexi dengan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dipastikan akan alot karena melibatkan perhitungan aset dan nilai kedua usaha di masa depan.
“Jika benar nantinya kedua perusahaan sepakat membentuk perusahaan patungan untuk mengelola layanan FWA dalam model joint venture akan terjadi negosiasi yang alot. Jika Telkom tidak memiliki tim negosiasi yang tangguh, bisa kepleset dan mengeluarkan dana yang besar dalam konsolidasi itu,” ungkap Pengamat Ekonomi dari Universitas Trisakti Fransiskus Paschalis kepada Koran Jakarta, Senin (21/6).
Dijelaskannya, dalam membentuk usaha patungan alias meleburkan dua perusahaan tentunya ada perhitungan net present value (NPV) yang diberikan masing-masing pemain. Flexi secara NPV tentu tidak seseksi BTEl yang mampu menjaga pertumbuhan pelanggan, Earning Before Interest, Taxes Depreciation and Amortization (EBITDA) dobel digit selama tiga tahun terakhir.
Belum lagi aksi korporasi dari BTEL yang akan mengembangkan bisnis infrastruktur melalui Bakrie Network (BNET) dan Bakrie Interconectivity (BCON) yang bisa menaikkan nilai BTEL karena pasar di masa depan adalah layanan data.
“Akhirnya nilai hutang dari BTEL yang diperkirakan mencapai 6 triliun rupiah itu bisa hilang oleh nilai perusahaan yang besar. Ini tentu membuat nilai konsolidasi itu bisa mendekati merger Satelindo-Indosat beberapa tahun lalu yang mencapai 10 triliun rupiah jika tim Telkom tidak pintar bernegosiasi,” jelasnya.
Pasalanya, dengan mengonsolidasikan unit usaha Flexi, secara nilai perusahaan jasa itu akan rendah karena infrastruktur selama ini dikuasai oleh Telkom grup. “Flexi ibaratnya cuma punya jumlah pelanggan. Semua infrastruktur jaringan kan punya Telkom grup. Kecuali itu semua dibawa oleh Flexi sebagai perusahaan, itu baru nilai jualnya naik,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementrian BUMN mengungkapkan, Telkom sudah menunjuk perusahaan asing untuk melakukan kajian terkait rencana sinergi tersebut karena Telkom dan BTEL adalah perusahaan publik.
Sebelum perusahaan patungan TelkomFlexi-BTEL tersebut terbentuk, Telkom akan terlebih dahulu melakukan pemisahan (spin-off) Flexi menjadi perusahaan tersendiri, dari saat ini hanya salah satu divisi dari Telkom.
Meneg BUMN Mustafa Abubakar pun meminta direksi Telkom secepatnya menyelesaikan konsolidasi dengan BTEL sebelum tutup tahun ini. Jika konsolidasi terjadi, dipastikan untuk pasar FWA terjadi monopoli dari perusahaan patungan itu nantinya.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan