JAKARTA– PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengaji penerbitan obligasi senilai tiga triliun rupiah pada 24 Juni 2010 dibagi atas dua nominal sesuai kebutuhan perseroan.
“Kami sedang mengaji obligasi itu dipecah dua. Bisa masing-masing 1,5 triliun rupiah atau komposisinya berubah. Untuk tenornya 5 hingga 10 tahun. Sedangkan nilai kupon masih dikaji,” ungkap Direktur. Keuangan Telkom Sudiro Asno di Jakarta, Jumat (30/4).
Dijelaskannya, tujuan dari penerbitan obligasi adalah multi tujuan, bisa untuk pemenuhan belanja modal atau pembayaran hutang (refinancing). “Tidak ada dilokasikan secara khusus. Satu hal yang pasti obligasi ini di-rating Pefindo AAA,” katanya.
Selain rencana penerbitan obligasi, Sudiro mengungkapkan, perseroan juga memiliki standby loan dari tiga bank domestik senilai 3 triliun rupiah. “Dua bank pemerintah dan satu bank swasta,” katanya.
Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah menambahkan, anak usaha di jasa seluler, Telkomsel, juga sedang menjajaki pinjaman dari perbankan domestik senilai tiga triliun rupiah. “Pinjaman itu digunakan untuk memenuhi belanja modal dan membayar hutangnya,” katanya.
Kinerja Kuartal I
Berkaitan dengan kinerja dari kuartal I 2010, Rinaldi mengungkapkan perseroan berhasil mencatat laba bersih 2,8 triliun rupiah atau tumbuh 13 persen dari kuartal I 2009 sebesar 2,5 triliun rupiah.
“Kinerja kuartal I 2010 mengindikasikan pertumbuhan yang menggembirakan sebesar dua digit,” katanya.
Sudiro menambahkan, laba bisa melonjak selain ditunjang pertumbuhan pendapatan usaha, juga karena adanya keuntungan dari kurs. “Tahun lalu kita rugi sekitar 200 miliar rupiah. Periode ini kita untung dari kurs 164 miliar rupiah,” jelasnya.
Sedangkan untuk pendapatan usaha, pada kuartal I 2010 tercatat sebesar 16,6 triliun, naik 6,25 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 15,6 triliun rupiah.
Pertumbuhan pendapatan usaha dipicu peningkatan pada pendapatan data, internet, dan teknologi informasi yang mencapai 24,7 persen atau sebesar 5 triliun rupiah.
Dengan pencapaian ini, maka kontribusi pendapatan data, internet dan teknologi informasi terhadap total pendapatan operasi mencapai 30,1 persen, meningkat dari periode sama 2009 sebesar 25,7 persen.
Menurut Rinaldi, pertumbuhan pendapatan data, internet dan teknologi sebesar 45,9 persen disebabkan peningkatan yang signifikan atas jumlah pelanggan dan user layanan pita lebar yang fixed maupun begerak, yaitu Speedy dan Flash masing-masing 79 persen dan 60 persen. Di samping pendapatan internet, pendapatan SMS juga tumbuh sebesar 11,5 persen.
“Pertumbuhan pada pendapatan data, internet, dan teknologi informasi mencerminkan strategi perusahaan dalam menumbuhkan bisnis baru (new wave) semakin menunjukkan hasil yang terus meningkat,” tegas Rinaldi.
Sementara itu, pendapatan layanan seluler tumbuh tiga persen menjadi 6,7 triliun rupiah dari periode sama tahun lalu sebesar 6,5 triliun. Ini membuat jasa seluler berkontribusi 40 persen bagi total pendapatan.
Adapun pelanggan telepon tetap nirkabel (flexi) mencapai 15,9 juta nomor tumbuh 19 persen dari tahun sebelumnya.
Peningkatan pelanggan Flexi didorong penambahan jumlah BTS (Base Transceiver/BTS) yang berjumlah 5.543 unit pada Maret 2010, saat yang sama BTS seluler mencapai 32.243 unit. Dengan begitu total BTS Telkom Grup mencapai 37.789 unit.
Sementara pada pos Ebitda pada triwulan I 2010 mencapai 9 triliun rupiah atau tumbuh 5,5 persen dari periode sama 2009 sebesar 8,6 triliun rupiah dengan margin sebesar 54,5 persen.
Dari sisi beban operasi, tumbuh 9,1 persen dari 10,3 triliun rupiah menjadi 11,3 triliun rupiah.
Pertumbuhan total beban disebabkan beban operasi dan pemeliharaan sebesar 14,6 persen menjadi 4 triliun rupiah dan beban depresiasi sebesar 13,2 persen menjadi 3,4 triliun rupiah.
“Pertunbuhan beban operasi dan pemerliharaan terutama pertumbuhan infrastruktur jaringan, antara lain BTS yang mempengarui biaya-biaya terkait, seperti listrik, biaya hak penyelenggaraan dan biaya pemakaian frekuensi radio.” kata Rinaldi.
Sedangkan untuk anak usaha lainnya, Rinaldi mengungkapkan, juga menunjukkan kinerja yang positif seperti Metra yang tumbuh 34 persen atau mencapai 200 miliar rupiah dan Sigma Cipta Caraka yang mendapatkan pendapatan 100 miliar rupiah.
“Prediksi kami pada kuartal kedua akan semakin baik kinerja dari Telkom. Tetapi kita juga harus lihat kompetisi secara keseluruhan,” katanya.[Dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan