JAKARTA—Proyek pembangunan jembatan Selat Sunda (JSS) akan ditawarkan ke investor dari China oleh pemerintah untuk mendukung pengadaan infrastruktur nasional.
“China mengalokasikan dana untuk investasi di Asean sebesar 15 miliar dollar AS. Kita berharap sebagian dana itu ada yang dialokasikan untuk Indonesia, salah satunya membangun JSS,” ungkap Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (8/4).
Diungkapkannya, pemerintah akan menawarkan kerjasama dalam bentuk Public Private Partnership (PPP) atau insentif pemodalan. “JSS itu signifikan mendorong perekonomian nasional. Karena itu kita dorong investor swasta atau asing menggarapnya,” jelasnya.
Selain proyek JSS, ungkapnya, sektpor transportasi, Pekerjaan Umum (PU) juga akan ditawarkan untuk menyedeot dana yang dialokasikan oleh China tersebut. “ Kita sedang giat membangun konektifitas transportari. Sektor Kereta Api sudah ada komitmen pembangunan untuk dobel track,” jelasnya.
Untuk diketahui, proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda dengan diperkirakan membutuhkan dana investasi sekitar 100 triliun rupiah mulai ditawarkan pemerintah melalui buku Private Public Partnership, yang berarti masuk dalam kerangka kerja sama pemerintah dan swasta.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan pembentukan Tim Nasional yang
merupakan gabungan dari orang-orang di Sumatera dan Jawa dalam
menyiapkan proyek Jembatan Selat Sunda.
Pemerintah sudah memegang lima kajian pembangunan jembatan
Selat Sunda. Selain opsi jembatan, ada juga alternatif akses berupa
terowongan dasar laut atau terapung di bawah permukaan laut, seperti
terowongan yang menghubungkan Inggris dan Perancis saat ini.
Jika opsi terowongan yang dipakai, nilai investasinya lebih
rendah, yakni 49 triliun rupiah , tetapi jangka waktu pemakaiannya sangat singkat, yakni sekitar 20 tahun.
Adapun opsi jembatan membutuhkan investasi hingga 117 triliun rupiah, tetapi daya tahannya sanggup menampung lonjakan kendaraan hingga 100 tahun.
Data Direktorat Bina Teknik, Ditjen Bina Marga Departemen PU
menunjukkan, tahun 2050 akan ada lalu lintas yang tidak tertampung
sebanyak 57.600 kendaraan per hari jika Sumatera-Jawa masih bergantung
pada feri. Sebab, kapasitas maksimal feri saat ini hanya 18.000
kendaraan per hari.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan