JAKARTA—Pemain lokal masih mendominasi jasa Internet Protocol berbasis Virtual Private Network (IPVPN) walau bisnis ini dibuka peluang bagi investor asing menguasai hingga 95 persen.
“Pemain lokal masih dominan yakni Lintas Arta, IM2, dan Telkom. Kalau perangkatnya memang semuanya asing, lokal belum mampu. Untuk IPVPN router masih didominasi Cisco, Juniper, dan Huawei,” ungkap praktisi telematika Teguh Prasetya kepada Koran Jakarta, Senin (22/3).
VPN adalah bagian dari jasa Sistem Komunikasi Data (Siskomdat) yang dibuka peluangnya bagi investor asing hingga 95 persen. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) jasa ini seharusnya dibatasi kepemilikan asingnya hingga 30 persen karena peluang bisnisnya lumayan besar dan harapan adanya alih teknologi bagi pemain lokal.
Apalagi ada kecenderungan banyak pemain asing ingin masuk ke bisnis ini dengan pola remote dari negaranya, sementara untuk urusan di pasar lokal menggandeng penyedia jasa internet lokal.. Salah satu pemain global yang tengah mengajukan izin adalah AT&T.
VPN banyak dimanfaatkan oleh perusahaan asing untuk berkoordinasi dengan kantor pusat atau kantor cabangnya dengan memanfaatkan jaringan tertutup. Selama ini penyelenggara jaringan lokal dianggap hanya menyediakan jalan tol sedangkan platform services dikuasai oleh asing.
Teguh mengakui, jasa ini bisa dikontrol dari luar negeri karena sifat dari internet yg borderless dan global sehingga banyak sekali aplikasi yang hosting di luar negeri dengan pertimbangan globalisasi layanan.
“Tetapi keberadaan fisik untuk pendirian dan usaha masih tetap harus ada di dalam negeri. Selain itu, penyelenggara VPN jika ingin bermain di domestik harus punya akses lokal link. Jadi kekhawatiran perusahaan semu bisa dikesampingkan,” katanya.
Dijelaskannya, kondisi sat ini pemain asing untuk IPVPN hanya mendapat porsi menggarap kantor cabang internasiona karena dibutuhkan interkoneksi dengan penyedia global IPVPN provider.
“Kunci dari keberhasilan IPVPN itu tetap lokal akses dan melayani secara langsung. Tidak ada itu bisa diremote dari luar negeri,” katanya. [dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan