JAKARTA—PT Media Citra Indostar (MCI) sedang mengaji kemungkinan untuk memindahkan satelit Protostar II dari slot orbitnya guna mengoptimalkan penggunaan Ku-band di alat telekomunikasi itu.
“Sedang dilakukan kajian teknis untuk memindahkan satelit tersebut bersama mitra kami SES SA (Perancis) dari slot 107.7 derajat Bujur Timur ke 108,8 derajat Bujur Timur,” ungkap Sekretaris Perusahaan MCI Arya Mahendra kepada Koran Jakarta, akhir pekan lalu.
Satelit Protostar II diluncurkan pada 16 Mei 2009 dan baru beroperasi pada 17 Juni 2009 menyusul in-orbit testing. Satelit Protostar II menyediakan pelayanan kepada MCI dan PT MNC Skyvision, operator layanan televisi satelit Direct To Home (DTH) terbesar di Indonesia dengan merek dagang Indovision.
Satelit tersebut menempati slot orbit milik Indonesia sesuai registrasi di Interntional telecommunication Union (ITU) yaitu 107,7 derajat BT dengan membawa 32 transponder. Dari 32 tranponder yang.dimiliki, 10 transponder aktif dan 3 transponder cadangan akan difungsikan sebagai penguat gelombang frekuensi S-Band untuk menyediakan jasa layanan penyiaran langsung ke rumah-rumah atau (Direct-To-Home/DTH).
Indostar-II juga menggunakan frekeunsi KU-Band (sekitar 20 transponder) yang didesain untuk layanan DTH dan telekomunikasi di India. Sedangkan transponder KU-Band lainnya digunakan untuk akses internet berkecepatan tinggi dan layanan telekomunikasi di Filipina , Taiwan maupun Indonesia.
Pada tahun lalu kepemilikan Protostar II berubah seiring bangkrutnya mitra MCI yakni Protostar Ltd. SES World Skies (SES) membeli satelit tersebut seharga 185 juta dollar AS, sehingga kepemilikan satelit sekarang diklaim oleh MCI adalah milik bersama dengan perusahaan Perancis itu.
Arya menjelaskan, apabila Protostar II tetap berada di slot orbit lama maka Ku-Band tidak dapat dimanfaatkan secara optimal karena bersinggungan dengan S-Band dari satelit lainnya. Namun, apabila dipindah ke slot 108,8 derajat Bujur Timur, maka tidak ada masalah lagi dengan interferensi. “Slot baru itu milik mitra kami SES,” jelasnya.
Namun, dikatakannya, langkah untuk merealisasikan pemindahan tidaklah mudah karena harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah Indonesia dan ITU. Selain itu dampak ekonomisnya adalah parabola milik satu juta pelanggan Indovision harus di-repointing mengikuti slot baru.
“Itu biayanya tidak murah. Tetapi saya jamin, jika ini terjadi negara tidak dirugikan. Malah diuntungkan karena sekarang memiliki dua slot mengingat slot lama tidak akan bisa diisi oleh satelit lainnya karena adanya interferensi,” jelasnya.
Secara terpisah, Direktur Kelembagaan Internasional Ditjen Postel Ikhsan Baidirus mengaku belum tahu dengan rencana dari MCI tersebut. “Kami sedang menunggu klarifikasi dari MCI baik itu soal pengajuan pemindahan slot atau bentuk kerjasama mereka dengan SES,” katanya sambil menegaskan, hingga saat ini dari pemantauan fisik satelit Protostar II masih berada di slot orbit milik Indonesia.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan