JAKARTA—Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) untuk menjaga layanan konten Value Added Services (Vas) agar tidak merugikan pelanggannya.
“Konten itu memang disediakan oleh pihak ketiga, tetapi operator sebagai pemilik pelanggan tidak bisa lepas tangan jika ada konten yang merugikan pelangganya,” ujar Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi kepada Koran Jakarta, Rabu (10/2).
Heru diminta komentarnya terkait diluncurkannya Esia TTM (Telusur Teman Mu) oleh BTEL beberpa waktu lalu. Layanan ini memugkinkan pelanggan melakukan jejaring sosial melalui suara dan SMS. Pelanggan ditawarkan mencari teman secara acak. Konsep ini dikhawatirkan memunculkan prostitusi secara online atau pelecehan seksual yang mulai marak belakangan ini.
‘Saya tahu teknologi itu kemajuannya tidak bisa ditahan, tetapi sebagai operator jika nanti ada kejadian, BTEL tetap harus bertanggungjawab karena media yang digunakan adalah jaringannya. Dari sekarang diwanti-wanti agar menjaga layanan semacam ini kemurniannya,” tegasnya.
Heru pun mengungkapkan, untuk SMS Premium yang tidak memerlukan teknologi tinggi saja, pemilik merek dagang Esia itu kedodoran menjaga kenyamanan pelanggannya. Hal itu terbukti dari adanya keluhan pelanggan yang sulit menghentikan langganan satu konten. “Setiap isi ulang, pulsa pelanggan tersedot. Pelanggannya sudah lapor ke kami. Ini akan diproses,” katanya.
BTEL sendiri melalui keterangan resminya menegaskan TTM diluncurkan karena konten mencari jodoh di internet sangat marak. Berkaitan maraknya maraknya prostitusi di dunia online, Wakil Direktur Utama Bidang Pemasaran Bakrie Telecom Erik Meijer menegaskan, bukan tanggung jawab penyedia layanan namun menyangkut urusan personal.
“Esia TTM tidak bisa mencegah apa yang akan dilakukan tiap orang yang chat, kenal dan kemudian bertemu, karena memang tujuan fitur ini adalah menghubungkan teman,” ujarnya.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan