JAKARTA—Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berjanji akan menjaga liberalisasi di sektor telekomunikasi dengan mendorong tarif lebih murah dan menambah pemain untuk menjaga kompetisi.
“Semangat kami adalah membuka kompetisi agar tercipta layanan yang berkualitas dan tarif terjangkau bagi masyarakat. Jadi, kalau ada sektor yang masih kurang pemain bisa saja ditambah,” kata Menkominfo Tifatul Sembiring kepada Koran Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, saat ini di beberapa layanan, masih kurang pemain sementara pasarnya lumayan besar. Salah satunya adalah untuk kode akses Sambungan Langsung Internasional (SLI). “ Di SLI itu belum terlalu padat. Tahun ini kemungkinan ditambah pemainnya. Sudah ada satu operator yang mengajukan proposal yaitu PT XL Axiata. Nanti akan dikaji,” katanya.
Sedangkan untuk tarif ritel komunikasi, Tifatul mengungkapkan, masih bisa diturunkan, terutama untuk akses internet. “Tarif suara sedang dikaji untuk diturunkan kembali biaya interkoneksi. Jika ini bisa diturunkan, bisa memacu turunnya tarif jasa lainnya seperti akses internet,” katanya.
Sebelumnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengungkapkan, biaya interkoneksi di Indonesia masih bisa diturunkan sebesar 10 persen setelah terjadi penurunan terakhir dua tahun lalu. Namun, jika kebijakan itu dilakukan, kualitas layanan ke pelanggan dikorbankan karena tidak ada ekspansi jaringan.
Hal itu tak bisa dilepaskan dari kondisi keuangan operator masih berdarah-darah akibat krisis ekonomi dua tahun belakangan ini. Sementara untuk pemain SLI, saat ini di Indonesia ada tiga pemain yakni Telkom, Indosat, dan Bakrie Telecom.
Bakrie Telecom adalah pemain yang baru mengoperasikan kode akses SLI 009. Belum setahun perjalanan layanannya diterpa isu minimnya rekanan operator di luar negeri serta menyelenggarakan layanan Voice Over Internet Protocol (VoIP), tetapi tarif yang dikenakan adalah clear channel.[dni]