JAKARTA–Maskapai nasional, Merpati Nusantara Airlines (MNA), memprediksi pendapatannya pada tahun ini akan mencapai tiga triliun rupiah atau naik 50 persen dibandingkan tahun lalu sebesar dua triliun rupiah.
“Sepanjang 2009 Merpati memperoleh pendapatan sebesar 2 triliun rupiah. Tahun ini ditarget bisa jadi 3 triliun rupiah,” ungkap Direktur Utama Merpati, Bambang Bhakti di Jakarta, Selasa (2/2).
Diungkapkannya, pendapatan 2009, ditopang oleh keberhasilan mengangkut 3 juta penumpang. Sedangkan tahun ini ditargetkan mengangkut 4 juta penumpang.
Berkaitan dengan keuntungan yang diperloleh pada tahun lalu, Bambang menyatakan, akan ada laba dari pendapatan tersebut, “Namun semua masih dihitung dan kemungkinannya masih banyak sehingga perusahaan sangat hati-hati,” tuturnya.
Bambang menegaskan, kinerja pada tahun lalu sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya. Pada 2008, Merpati mengalami pendarahan dan rugi 200 miliar rupiah.
“Bila pada 2008 misi kita menyelamatkan Merpati, pada 2009 kita sudah mulai untung, dan tahun ini misi kita adalah profesionalisasi dan profitisasi,” jelasnya.
Diungkapkannya, Merpati berencana untuk menambah armada pesawat jet yaitu Boeing 737 seri 300 dan 400 sebanyak empat unit, agar target memiliki 14 unit pesawat jet tercapai.
Sementara untuk target pesawat propeller I dengan kapasitas 50-60penumpang, Merpati menargetkan sebanyak 15 unit MA 60 buatan China dan lima unit ATR 72 buatan Perancis. Dipastikan dari 20 unit tersebut, hanya tujuh MA60 saja yang akan dibiayai oleh pemerintah melalui dana public services obligation (PSO).
“Untuk MA60, delapan unit akan dibiayai sendiri oleh Merpati,karena akan dioperasikan pada rute-rute komersial. Sedangkan yang dapat PSO adalah tujuh pesawat (MA60) yang dioperasikan pada rute perintis,” ujarnya.
MA 60 ini dibeli dari China secara government to government (G toG) yang bertujuan untuk membantu Indonesia untuk membangun infrastruktur transportasi udara antar kabupaten/kota di Indonesia.
Pesawat ini nantinya hanya dioperasikan untuk penerbangan jarak pendek.
Sementara untuk program pesawat dengan kapasitas 20 penumpang (propeller II), dipastikan Merpati belum bisa memenuhi target 20 unit pesawat.
Untuk kebutuhan minimal 10 unit saja belum terpenuhi, karena saat ini Merpati hanya memiliki sebanyak delapan unit yaitulima unit Twin Otter dan tiga unit Cassa.
Harga pesawat tersebut per unitnya sebesar 5 juta dollar AS atau 50 miliar rupiah, sehingga untuk membeli 10 unit dibutuhkan dana sebesar 50 juta dollar AS atau 500 miliar rupiah.
“Kita sedang mencari jalan untuk mendapatkan dana sebesar itu,” katanya.[Dni]