JAKARTA—PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyiapkan anggaran sebesar satu triliun rupiah untuk membiayai aksi korporasi mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, media, dan edutainment (TME).
Dana untuk aksi korporasi tersebut berasal dari belanja modal 2010 senilai dua miliar dollar AS.
”Kemungkinan pada tahun ini ada tiga perusahaan yang bergerak di tiga bidang di atas akan diakuisisi. Sore (Jumat, 22/1) ini akan ada satu perusahaan yang menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) dengan Telkom,” ungkap Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah di Jakarta, Jumat (22/1).
Diungkapkannya, perusahaan yang akan diakuisisi bergerak di bidang pengembangan aplikasi e-health dengan nilai transaksi mencapai 100 hingga 150 miliar rupiah. ”Nama perusahaannya tidak bisa dipublikasikan. Ini perusahaan lokal dengan jumlah pelanggan mencapai satu juta orang. Rencananya kepemilikan Telkom akan mencapai 75 persen di perusahaan tersebut,” jelasnya.
Dijelaskannya, Telkom aktif mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang TME untuk memperkuat transformasi perusahaan yang akan bermain di sektor Telekomunikasi, Information Services, Media, dan Edutainment (TIME).
”Dulu telkom hanya jualan jaringan. Jika akuisisi ini mulus, Telkom bisa berjualan layanan dan aplikasi di atas jaringannnya. ke depan ini diharapkan pertumbuhannya bisa tinggi sekali,” katanya.
Ketika ditanya tentang akuisisi untuk perusahaan telekomunikasi, Rinaldi menegaskan, Telkom bersikap pasif. ”Kalau ada yang menawarkan, tentu dikaji. Tetapi kami tidak aktif. Beda dengan perusahaan yang berbasis teknologi services atau aplikasi. Itu kami agresif,” jelasnya.
Sedangkan tentang rencana spin off 10 ribu menara milik Telkomsel ke anak usaha milik Telkom lainnya, Mitratel, dikatakannya, masih terus berlangsung diskusi dengan pemilik saham Telkomsel lainnya, SingTel.
”Pembicaraan masih berjalan. Rasanya tidak bisa selesai kuartal pertama tahun ini. Tetapi restrukturisasi aset itu salah satu prioritas,” katanya.
Rinaldi membantah, lambannya aksi tersebut berjalan karena kegagalan Telkom mengakuisisi perusahaan penyedia menara lokal, Indonesian Tower, pada tahun lalu. ”Tidak ada hubungannya. Kami ini memiliki hubungan harmonis dengan SingTel. Tetapi kalau bicara uang, tentunya alot,” tukasnya.
Proyeksi
Berkaitan dengan proyeksi dari perseroan pada tahun ini, Rinaldi mengungkapkan, secara Telkom grup akan ada pertumbuhan pendapatan sebesar single digit. “Sementara untuk jasa seluler bisa tumbuh di atas itu. Begitu juga data dan Fixed Wireless Access (FWA). Penurunan masih terjadi di telpon kabel,” katanya tanpa mengungkap nilai rupiah dan raihan tahun 2009 dengan alasan belum selesainya pembukuan.
Dijelaskannya, layanan FWA Telkom Flexi sudah dimandirikan dan pada tahun ini diberikan investasi sebesar 200 juta dollar AS untuk mendapatkan 2-3 juta pelanggan baru. Pada tahun lalu Flexi memperoleh 15,7 juta pelanggan.
Sedangkan Telkomsel pada tahun lalu berhasil meraup pendapatan sebesar 40 triliun rupiah pada 2009 atau naik sekitar 10 persen dibanding perolehan tahun sebelumnya dengan jumlah 82 juta pelanggan. Tahun ini Telkomsel menargetkan mendapatkan 18 juta pelanggan baru agar mempunyai 100 juta pelanggan pada akhir 2010 dengan belanja modal 13 triliun rupiah.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan