Jakarta — Garuda Indonesia akhirnya kembali melayani rute penerbangan ke Timika mulai Jumat (8/1) malam, seiring adanya perdamaian dengan PT Freeport Indonesia dan pengelola bandara Mozez Kilangin, Timika.
Perdamaian dicapai setelah kedua belah pihak difasilitasi oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara Dephub, Herry Bakti Singayudha Gumay di gedung Dephub Jakarta, Kamis (7/1).
“Garuda akan kembali terbang ke Timika mulai Jumat besok malam dari Jakarta, sampai di Timika hari Sabtu pagi,” kata Herry.
Pada pertemuan tersebut hadir Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari, juru bicara Garuda Pujobroto, VP Legal Freeport Tony Wenas dan juru bicara Freeport Mindo Pangaribuan.
Herry menyatakan, kembalinya Garuda menerbangi Timika harus diiringi dengan persediaan BBM yang cukup. PT Airfast Aviation Facilities Company (AVCO) anak usaha Freeport.
“Untuk memastikan tersedianya BBM di Timika maka kami juga mendorong agar ada operator selain AVCO untuk melayani BBM.
Bisa saja Pertamina, Shell atau Petronas. Swasta boleh sediakan avtur,” ujarnya.
Berkaitan dengan insiden 3 Januari lalu, Herry menegaskan telah menegur
Kepala Bandara Timika Subagyo.
Teguran dilakukan dalam bentuk lisan dan
tertulis. “Sanksi sudah kami lakukan dalam bentuk lisan dan tertulis,” ujarnya.
Mengenai insiden di mana Kepala Bandara Timika, Subagyo meminta agar CEO Garuda meminta maaf, Herry menyatakan belum menerima laporan tersebut.
Juru bicara Freeport menyatakan penolakan pengisian BBM untuk Garuda pada 3
Januari lalu terjadi karena salah paham.
“Terjadi miskomunikasi teknis. Telah terjadi kekeliruan yang seharusnya nota pembatasan dianggap menjadi penghentian. Tetapi itu langsung diganti lagi dan pada tanggal 4 dan 5 Januari kita sudah menyediakan BBM lagi,” ujarnya.
Sementara Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari mengatakan, demi kepentingan masyarakat Indonesia, maka Garuda bersedia melayani penerbangan ke Timika
lagi.
“Kita berfikir ke depan untuk melayani masyarakat di Timika dan sekitarnya,” ujar Ari.
Meski demikian, jelasnya, Garuda tidak menginginkan insiden memalukan tersebut terjadi pada Garuda. Dia meminta agar pihak bandara menyediakan BBM yang cukup sehingga bisa menjamin operasional Garuda.
Sementara pilot Garuda, Manotar Napitupulu menyatakan rasa kecewanya dengan keputusan tersebut.
Menurutnya, dia telah dizolimi oleh oknum baik dari Freeport maupun bandara Timika, tetapi tidak ditindaklanjuti.[Dni]
Jakarta — Garuda Indonesia akhirnya kembali melayani rute penerbangan ke Timika mulai Jumat (8/1) malam, seiring adanya perdamaian dengan PT Freeport
Indonesia dan pengelola
bandara Mozez Kilangin, Timika.
Perdamaian dicapai setelah kedua belah pihak difasilitasi oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara Dephub, Herry Bakti Singayudha Gumay di gedung Dephub Jakarta, Kamis (7/1).
“Garuda akan kembali terbang ke Timika mulai Jumat besok malam dari Jakarta, sampai di Timika hari Sabtu pagi,” kata Herry.
Pada pertemuan tersebut hadir Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari, juru bicara Garuda Pujobroto, VP Legal Freeport Tony Wenas dan juru bicara Freeport Mindo Pangaribuan.
Herry menyatakan, kembalinya Garuda menerbangi Timika harus diiringi dengan persediaan BBM yang cukup. PT Airfast Aviation Facilities Company (AVCO) anak usaha Freeport.
“Untuk memastikan tersedianya BBM di Timika maka kami juga mendorong agar ada operator selain AVCO untuk melayani BBM.
Bisa saja Pertamina, Shell atau Petronas. Swasta boleh sediakan avtur,” ujarnya.
Berkaitan dengan insiden 3 Januari lalu, Herry menegaskan telah menegur
Kepala Bandara Timika Subagyo.
Teguran dilakukan dalam bentuk lisan dan
tertulis. “Sanksi sudah kami lakukan dalam bentuk lisan dan tertulis,” ujarnya.
Mengenai insiden di mana Kepala Bandara Timika, Subagyo meminta agar CEO Garuda meminta maaf, Herry menyatakan belum menerima laporan tersebut.
Juru bicara Freeport menyatakan penolakan pengisian BBM untuk Garuda pada 3
Januari lalu terjadi karena salah paham.
“Terjadi miskomunikasi teknis. Telah terjadi kekeliruan yang seharusnya nota pembatasan dianggap menjadi penghentian. Tetapi itu langsung diganti lagi dan pada tanggal 4 dan 5 Januari kita sudah menyediakan BBM lagi,” ujarnya.
Sementara Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari mengatakan, demi kepentingan masyarakat Indonesia, maka Garuda bersedia melayani penerbangan ke Timika
lagi.
“Kita berfikir ke depan untuk melayani masyarakat di Timika dan sekitarnya,” ujar Ari.
Meski demikian, jelasnya, Garuda tidak menginginkan insiden memalukan tersebut terjadi pada Garuda. Dia meminta agar pihak bandara menyediakan BBM yang cukup sehingga bisa menjamin operasional Garuda.
Sementara pilot Garuda, Manotar Napitupulu menyatakan rasa kecewanya dengan keputusan tersebut.
Menurutnya, dia telah dizolimi oleh oknum baik dari Freeport maupun bandara Timika, tetapi tidak ditindaklanjuti.[Dni]Garuda Kembali Layani Rute Timika
Jakarta — Garuda Indonesia akhirnya kembali melayani rute penerbangan ke Timika mulai Jumat (8/1) malam, seiring adanya perdamaian dengan PT Freeport
Indonesia dan pengelola
bandara Mozez Kilangin, Timika.
Perdamaian dicapai setelah kedua belah pihak difasilitasi oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara Dephub, Herry Bakti Singayudha Gumay di gedung Dephub Jakarta, Kamis (7/1).
“Garuda akan kembali terbang ke Timika mulai Jumat besok malam dari Jakarta, sampai di Timika hari Sabtu pagi,” kata Herry.
Pada pertemuan tersebut hadir Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari, juru bicara Garuda Pujobroto, VP Legal Freeport Tony Wenas dan juru bicara Freeport Mindo Pangaribuan.
Herry menyatakan, kembalinya Garuda menerbangi Timika harus diiringi dengan persediaan BBM yang cukup. PT Airfast Aviation Facilities Company (AVCO) anak usaha Freeport.
“Untuk memastikan tersedianya BBM di Timika maka kami juga mendorong agar ada operator selain AVCO untuk melayani BBM.
Bisa saja Pertamina, Shell atau Petronas. Swasta boleh sediakan avtur,” ujarnya.
Berkaitan dengan insiden 3 Januari lalu, Herry menegaskan telah menegur
Kepala Bandara Timika Subagyo.
Teguran dilakukan dalam bentuk lisan dan
tertulis. “Sanksi sudah kami lakukan dalam bentuk lisan dan tertulis,” ujarnya.
Mengenai insiden di mana Kepala Bandara Timika, Subagyo meminta agar CEO Garuda meminta maaf, Herry menyatakan belum menerima laporan tersebut.
Juru bicara Freeport menyatakan penolakan pengisian BBM untuk Garuda pada 3
Januari lalu terjadi karena salah paham.
“Terjadi miskomunikasi teknis. Telah terjadi kekeliruan yang seharusnya nota pembatasan dianggap menjadi penghentian. Tetapi itu langsung diganti lagi dan pada tanggal 4 dan 5 Januari kita sudah menyediakan BBM lagi,” ujarnya.
Sementara Direktur Operasi Garuda, Ari Sapari mengatakan, demi kepentingan masyarakat Indonesia, maka Garuda bersedia melayani penerbangan ke Timika
lagi.
“Kita berfikir ke depan untuk melayani masyarakat di Timika dan sekitarnya,” ujar Ari.
Meski demikian, jelasnya, Garuda tidak menginginkan insiden memalukan tersebut terjadi pada Garuda. Dia meminta agar pihak bandara menyediakan BBM yang cukup sehingga bisa menjamin operasional Garuda.
Sementara pilot Garuda, Manotar Napitupulu menyatakan rasa kecewanya dengan keputusan tersebut.
Menurutnya, dia telah dizolimi oleh oknum baik dari Freeport maupun bandara Timika, tetapi tidak ditindaklanjuti.[Dni]