JAKARTA—PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai membatasi pembangunan jaringan telepon tetapnya berbasis tembaga guna meningkatkan kualitas layanan broadband ke pelanggan.
“Kami sekarang lebih fokus mengembangkan jaringan telepon kabel menggunakan serat optik. Hal ini karena jika mengandalkan tembaga kurang solid dalam menghantarkan data,” ungkap Direktur Konsumer Telkom I Nyoman G Wiryanata di Jakarta, Rabu (25/11).
Dijelaskannya, kabel tembaga memiliki keterbatasan pada kemampuan menghantarkan data. Jika kabel berjarak satu kilometer dari rumah pelanggan, maka data yang dihantarkan tidak bisa mencapai satu hingga dua Mbps. ”Padahal untuk mempertahankan pelanggan telepon kabel, Telkom harus menyinergikan layanan suara dengan broadband dari Speedy,” jelasnya.
Nyoman pun menegaskan, layanan telepon tetap kabel akan digunakan ditengah kerasnya persaingan dengan wireless. Hal ini karena telepon tetap kabel memiliki keunggulan pada kualitas suara, kemampuan pengiriman data, dan bagian dari persyaratan collateral dalam mengajukan kredit.
”Bukti nyata jasa ini masih diminati ketika diluncurkan program Paket Tagihan Tetap (PTT) tahun lalu, terdapat satu juta pelanggan dari 8,7 juta pengguna yang mengikuti layanan ini. Saat ini PTT dimodifikasi dengan menawarkan penurunan tarif sebesar 30 hingga 40 persen dalam bentuk bonus,” jelasnya.
Dijelaskannya, PTT hasil modifikasi terdiri dari paket On-Net (Anytime Calling) dan mobile calling. Paket ini diklaim lebih ramah kantong. Misalanya, PTT New On-Net pelanggan bisa memperoleh bonus panggilan SLJJ kapan saja . Pada PTT sebelumnya bonus SLJJ hanya berlaku pada off peak. Sementara pada PTT New Mobile Calling pelanggan memperoleh bonus mobile calling lebih lama dibandingkan paket yang sudah ada.
”Program baru ini diharapkan untuk tahap awal diikuti 300 hingga 400 ribu total pengguna telepon tetap kabel. Bagi kami yang penting legacy business ini bisa tetap dalam posisi landai pembukuannya pada tahun depan,” jelasnya.
Berdasarkan catatan, pendapatan telepon tetap kabel yang diselenggarakan Telkom diproyeksi akan terus turun. Sejauh ini penurunan yang tercatat sejak tahun lalu dari 2,25 triliun menjadi 1,8 triliun rupiah dengan Average Revenue Per Users (ARPU) sekitar 112 ribu rupiah. .
Saat ini jumlah pengguna telepon kabel tetap sekitar 8,7 juta pelanggan dan hanya tumbuh 200 ribu pelanggan selama setahun terakhir.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan