JAKARTA—Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) mempertanyakan bantuan yang diberikan oleh GSMA kepada Axis dalam rangka program Mobile Money untuk masyarakat yang belum menikmati layanan perbankan.
”Rasanya aneh organisasi sekaliber GSMA memberikan dana jutaan dollar AS ke operator seperti Axis tanpa ada sesuatu dibaliknya. Axis harus transparan dengan tujuan dana bantuan tersebut,” tegas Direktur Kebijakan dan Perlindungan Konsumen Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala kepada Koran Jakarta, Senin (28/9).
GSMA adalah organisasi yang mewakili kepentingan industri telekomunikasi seluler di seluruh dunia. Tersebar di 219 negara, GSMA mempersatukan sekitar 800 operator seluler dunia, serta lebih dari 200 perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi secara luas.
Belum lama ini GSMA dengan pendanaan yang berasal dari Bill & Melinda Gates Foundation mengucurkan dana sebesar 12,5 juta dollar AS bagi empat operator untuk program mobile money. Keempat operator itu adalah Axis ( Indonesia), Oi (Brazil), Roshan (Afghanistan), dan Smart Communications (Filipina).
Menurut Kamilov, jika GSMA benar ingin menggalakkan mobile money, bantuan tentunya diberikan kepada operator yang telah memiliki layanan mobile banking atau dompet digital. ”Selain itu GSMA bicara tentang membuat masyarakat terkoneksi dengan perbankan. Bicara tentang jangkauan tentunya incumbent punya jaringan lebih mumpuni,” katanya.
Kamilov mengkhawatirkan, dana yang masuk dari GSMA ke Axis memiliki pamrih berupa diharuskannya operator tersebut terus-terusan bermain di tarif murah untuk mengubah lanskap persaingan di Indonesia.
”Dulu Microsoft memberikan bantuan software, setelah itu gencar operasi software ilegal. Terus terang saya khawatir ada program serupa itu. Apalagi ini ada dana dari Bill Gates, tidak ada makan siang yang gratis bagi pengusaha sekaliber dia,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, juru bicara Axis Anita Avianty membantah jika bantuan yang diberikan oleh GSMA memiliki maksud terselubung. ”Jauh sekali dari prasangka itu. Tidak ada hubungannya dengan perang tarif. Kami ini masih pemain baru, tidak mungkin langsung bisa mengacak-acak industri,” katanya.
Dijelaskannya, sebenarnya GSMA memberikan kesempatan bagi semua operator memasukkan proposal dala rangka program mobile money. Namun, proposal yang diterima adalah milik Axis.
Dalam proposal yang diberikan ke GSMA, Axis akan membuat mobile banking platform dan menjadi jadi agen dari bank yang akan bekerja sama. “Jadi, seakan-akan Axis salah satu mesin ATM dari bank. Tetapi tidak ada fungsi penarikan dana. Proyek yang dinamakan mDUIT Axis itu rencananya akan diluncurkan pada akhir Desember tahun ini ,” katanya. [dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan