JAKARTA—Pengelola Terminal Peti Kemas (TPK) Koja dan Jakarta International Container Terminal (JICT) menghentikan aktivitas pemindahan lokasi penumpukan peti kemas (overbrengen), menyusul rendahnya tingkat isian lapangan penumpukan atau yard occupancy ratio (yor) paska lebaran.
Manajer Perencanaan Lapangan JICT Usman Saroni mengatakan pihaknya sudah tidak mengkhawatirkan ancaman stagnasi lagi, yang sebelumnya diperkirakan terjadi paska lebaran.
“Kami sebelumnya sudah optimistis tidak akan terjadi stagnasi karena upaya yang kami lakukan dalam menekan tingkat yor pada saat sebelum lebaran. Strategi tersebut diantaranya adalah melakukan overbrengen. Saat ini overbrengen untuk sementara waktu dihentikan,” ujarnya di Jakarta , Rabu (23/9).
Dikatakannya, yor di lapangan penumpukan peti kemas impor JICT paska lebaran adalah hanya 50 persen. Selain overbrengen, JICT juga mengaplikasikan sistem informasi N-Gen dalam mendata peti kemas sehingga memperlancar arus serta pergerakan di lapangan penumpukan.
Selain itu, tuturnya, JICT juga menambah jumlah tumpukan peti kemas di setiap deretan (tier) menjadi 26 peti kemasi per tier dibandingkan dengan sebelumnya hanya 21 peti kemas per tier.
“N-Gen mulai secara penuh kami aplikasikan pada 21 September 2009. Sistem tersebut membuat cara pendataan semuanya sekarang komputerisasi, tidak lagi secara manual,” jelasnya.
Diungkapkannya, JICT akan terus memantau perkembangan setiap harinya, sehingga apabila diperlukan pihaknya akan kembali melakukan overbrengen.
General Manager TPK Koja Sebulon Butarbutar menuturkan tingkat yor di lapangan penumpukan peti kemas TPK Koja saat ini sebesar 59,5 persen, sehingga pihaknya tidak melakukan overbrengen.
“Pemindahan lokasi penumpukan penumpukan dilakukan apabila nantinya yor mencapai 85 persen. Sampai hari ini tidak ada masalah yor import hanya 59,5 persen dan yor ekspor 5 persen,” katanya.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II R..J. Lino memastikan kondisi Pelabuhan Tanjung Priok aman dari stagnasi paska lebaran, diantaranya karena strategi overbrengen yang dilakukan.
“Tidak ada stagnasi, kami sudah siap. Semua peti kemas sudah dikurangi menjelang lebaran. Tidak ada ancaman,” jelasnya.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan