JAKARTA —PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyiapkan dana sekitar 500 miliar rupiah guna mengakuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) sebelum tutup tahun ini.
“Sekarang sedang dalam pengajian untuk mengakuisisi dua perusahaan TIK. Diharapkan akusisi rampung sebelum akhir tahun ini,” ungkap Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, Kamis (17/9).
Dikatakannya, akuisisi perusahaan berbasis TIK dapat menambah kapasitas bisnis utama perusahaan. “Saat ini sedang berlangsung tahapan uji tuntas (due diligence). Saya tidak bisa ungkap nama-nama perusahaannya,” jelasnya.
Menurut dia, jika perusahaan yang akan diakuisisi bagus dan menunjang bisnis inti perusahaan, maka aksi akusisi akan terus berlanjut. Kriteria pemenuhan akuisisi bagi Telkom adalah perusahaan yang diambilalih memiliki pangsa pasar yang bisa ditingkatkan dan tidak sama dengan anak usaha Telkom.
“Tentunya diakuisisi untuk dapat mendorong meningkatkan pendapatan perusahaan dan terpenting harga perusahaan yang diakuisisi sesuai dengan pasar,” katanya.
Berdasarkan catatan, Telkom dalam dua tahun terakhir gencar mengakuisisi perusahaan berbasis TIK atau infrastruktur teknologi baik di dalam atau di luar negeri seperti di Malaysia .
Terakhir, Telkom menyelesaikan transaksi senilai 598 miliar rupiah melalui anak usahanya Multi Media Nusantara (Metra) untuk membeli 49 persen saham PT Infomedia Nusantara dengan PT Elnusa Tbk pada 30 Juni 2009.
Aksi korporasi tersebut menjadikan Infomedia sebagai anak perusahaan Telkom mengingat pemimpin pasar telekomunikasi itu telah memiliki 100 persen saham di Infomedia.
Sekarang Telkom juga sedang menuntaskan pembelian 80 persen saham PT Solusindo Kreasi Pratama ( Indonesian Tower ), perusahaan penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia .
Bisnis menara Indonesian Tower rencananya akan dijadikan satu dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) anak perusahaan Telkom.
Berkaitan dengan aksi mengakuisisi Indonesian Tower tersebut, Rinaldi mengungkapkan,, proses transaksi masih tergantung penyelesaian beberapa kondisi tertentu yang telah disepakati dan disesuaikan.
Dalam rencana akuisisi itu Mitratel menunjuk HSBC sebagai financial advisor (penasehat keuangan) dan Melli Darsa & Co sebagai legal advisor (penasehat hukum).
Menurut catatan, Indonesian Tower pada tahun 2008 memiliki sebanyak 1.816 menara. Sementara menara Telkom Grup saat ini mencapai 14.000 unit di seluruh Indonesia .
Sayangnya, dalam rencana akuisisi terhadap Indonesian Tower , Telkom tidak mengambil unit bisnis penyedia perangkat Wimax dengan merek dagang TRG. Padahal, tender Wimax baru selesai dijalankan dan akan memunculkan pemain baru yang membutuhkan banyak perangkat Wimax.
Tentang hal ini Rinaldi mengatakan, perseroan fokus sebagai penyedia layanan, infrastruktur, dan konten. “Kami tidak main di manufaktur. Jadi, unit bisnis Indonesian Tower itu memang tidak dibidik,” jelasnya. [dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan