akarta—Anak usaha Garuda Indonesia, Citilink, mulai membidik rute-rute domestik yang ditinggalkan oleh Indonesia AirAsia guna meningkatkan pendapatannya.
“Kami mendengar Indonesia Air Asia lebih fokus di rute regional. Tentu ini membuat ada celah bagi Citilink untuk memanfaatkan rute yang ditinggalkan agar bisa berekspansi,” kata Direktur Strategi dan Teknologi Informasi Garuda
Indonesia yang juga pimpinan proyek Citilink, Elisa Lumbantoruan di
Jakarta, Selasa (1/9).
Dijelaskannya, rute domestik yang dibidik adalah ke Batam, Medan, Padang dan Makassar.
Menurut Elisa, ekspansi tersebut dilakukan setelah dua unit pesawat Boeing 737-400
didatangkan pada bulan September ini. Penambahan armada akan membuat
Citilink memiliki lima unit pesawat hingga akhir tahun nanti.
Guna mengantisipasi kedatangan armada, Citilink saat ini masih melatih 75 calon pilot di sekolah-sekolah penerbangan di Malaysia dan Singapura. Dalam waktu dekat mereka akan menjadi pilot Citilink untuk bergabung dengan 55 pilot lainnya yang telah
ada.
Elisa mengakui, Citilink memang menjadi pengikut konsep AirAsia yaitu
penerbangan berbiaya rendah (low cost carrier). Sehingga, pada saat AirAsia
mulai mengurangi rute domestik, Citilink bisa menggantikan rute yang
ditinggalkannya. Selain biaya rendah, Citilink juga semakin mempermudah
pembelian tiket yaitu selain melalui agen, pembelian bisa dilakukan melalui
internet dan ATM.
25 Pesawat
Sementara itu, Dirut Garuda Emirsyah Satar mengatakan, rencana empat tahun ke
depan Citilink akan menyeragamkan armada. “Nantinya hanya akan ada satu
jenis pesawat, mungkin cuma Boeing saja, atau Airbus saja,” kata Emirsyah.
Jumlah pesawatnya pun akan ditambah sesuai dengan jumlah yang ideal yaitu
sebanyak 25 unit. Rencana tersebut akan dilakukan setelah Citilink
mendapatkan Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) dan Air Operator
Certificate (AOC) dari Departemen Perhubungan. Selama ini Citilink
beroperasi dengan menggunakan AOC Garuda.
Dengan jumlah yang ideal itu, Citilink nantinya juga diprogramkan menjadi
maskapai dengan rute-rute domestik dan regional. Beberapa tahun ke depan
rute regional juga sudah dibidik antara lain Singapura, Penang, Kuala
Lumpur dan Melbourne.
Untuk diketahui, sebelumnya, Indonesia Air Asia mulai Rabu (19/8) menghentikan untuk sementara waktu penerbangan armadanya ke Jakarta – Padang, Jakarta – Batam dan Jakarta – Makassar karena manajemen sedang dalam proses penggantian pesawat dari Boeing ke Airbus.
‘Rute-rute tersebut memang menggiurkan. Tetapi ada program yang lebih besar lagi yakni membuka rute regional di Asean,” ungkap CEO Indonesia Air Asia, Dharmadi kala itu.
Rute regional yang akan dibuka adalah Jakarta – Ho Chi Min City ( Vietnam ) dan beberapa waktu ke depan akan membuka rute Bandung – Perth ( Australia ).
Rute Jakarta-Ho Chi Minh secara langsung akan dilayani mulai 18 September 2009. Tahap awal akan dilayani empat kali seminggu.
Sebelumnya, Air Asia Berhad dan Thailand Air Asia juga telah melayani penerbangan ke Hanoi dan Ho Chi Minh. Target isian penumpang secara keseluruhan ke Ho Chi Minh, 75-85 persen penumpang. Sasaran dari rute baru ini adalah pebisnis dan wisatawan sekaligus.
Dijelaskannya, saat ini pesawat Airasia yang dioperasikan di Indonesia hanya 15 unit. Padahal rute yang harus dilalui sebanyak 130 rute, akibatnya menyulitkan maskapai itu sendiri untuk memberikan layanan. “Pada akhirnya, untuk sementara beberapa rute itu terpaksa ditinggalkan, walaupun sebenarnya sangat menguntungkan,” ujarnya.
Tiga rute itu, kata Dharmadi, menerbangkan cukup banyak penumpang. Load factor ( tingkat isian) pesawat pada dua pekan belakangan telah mencapai 90 persen. Untuk rute Jakarta-Padang dan Jakarta-Batam, setiap harinya diterbangi tiga kali, sementara untuk Makassar sekali sehari.
“Mungkin dalam satu dua tahun ke depan, rute-ruta yang sudah ditutup ini akan kita operasikan lagi,” tandasnya.
Saat ini AirAsia mengoperasikan 15 unit pesawat dengan delapan unit jenis Airbus 320, sedangkan tujuh unit masih berjenis Boeing 737 series. Direncanakan, hingga 2010 mendatang pesawat Boeing yang masih dimiliki akan dikembalikan ke lessor, sedangkan sebagai penggantinya, AirAsia akan mengadakan Airbus.[dni]