JAKARTA–Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) kembali mendapatkan pinjaman dari bank lokal dan perwakilan asing sebesar dua hingga tiga triliun rupiah pada September nanti.
“Kami sedang deal dengan bank lokal salah satunya BRI yang kemungkinan akan mengucurkan dana dibawah satu triliun rupiah,” ungkap Direktur Keuangan Telkomsel Tri Wahyu Sari di Jakarta, Kamis (13/8).
Dijelaskannya, pinjaman tersebut akan digunakan untuk pemenuhan belanja modal perseroan tahun ini sebesar 1,3 miliar dollar AS.
“Kami sedang negosiasi agar mendapatkan bunga sama dengan pinjaman dari bank-bank lokal sebelumnya yang cair pada Juli lalu yakni lebih kurang 3 persen diatas Jakarta Inter Bank Offered Rates (Jibor),” jelasnya.
Berdasarkan catatan, Telkomsel pada bulan Juli lalu mencapai kesekapatan pinjaman senilai 4 triliun rupiah dari sindikasi bank lokal yang dipimpin Bank BNI.
Adapun anggota konsorsium meliputi Bank Mandiri, Citibank, dan BCA. Utang tersebut berjangka waktu 5 tahun dan sudah termasuk grace period selama 1 tahun. Pinjaman ini cair pada bulan depan.
Berkaitan dengan rencana penerbitan obligasi, Tri menjelaskan, langkah tersebut tidak mungkin dilakukan pada tahun ini karena kondisi pasar kurang bagus. “Menerbitkan obligasi harus melihat kondisi pasar. Tetapi obligasi akan jadi pilihan pendanaan untuk belanja modal tahun depan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno mengatakan, pendanaan belanja modal tahun ini sudah terpenuhi.
“Pendanaan capex tahun ini tidak ada masalah. Sudah aman katanya.
Menurut Sarwoto, selain pinjaman perbankan pembiayaan belanja modal juga akan diperoleh dari kas internal perusahaan.
Selain dari kas internal dan pinjaman, Telkomsel sebelumnya mengumumkan sedang menjajaki pendanaan dari pembiayaan vendor (vendor financing) sebesar 900 juta dolar AS dari perusahaan di tiga negara yaitu China, Swedia dan Finlandia.
Perusahaan dari dua negara Swedia dan Filandia tergabung dalam konsorsium Export Credit Agency (ECA).
Dalam pembiayaan itu akan melibatkan enam penasehat keuangan sebagai arranger yaitu Deutsche Bank, HSBC, ICBC, Bank of China, China Development bank (CDB), dan BNP Paribas.
Menurut Tri, tingginya komitmen perbankan dan vendor membiayai pendanaan belanja modal Telkomsel mencerminkan perusahaan memiliki prospek keuangan yang bagus.
“Industri telekomunikasi masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Berdasarkan catatan, Telkomsel selama ini berkontribusi bagi pendapatan induk usaha sebesar 65 persen.
Pada semester pertama tahun ini Telkom meraih pendapatan usaha. sebesar 30.673 miliar rupiah atau hanya naik 1,5 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 30.211 miliar rupiah.
Telkomsel sendiri hanya mampu membukukan pendapatan sebesar 1.349 miliar rupiah atau naik 11,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Padahal Minute of Usage (MOU) dari operator tersebut melonjak sebesar 112 persen dari 32,1 miliar menit menjadi 68,1 miliar menit akibat meningkatnya jumlah pelanggan sebesar 45 persen dari 52,443 mejadi 76,014 juta nomor.
Namun, fenomena tersebut tidak mampu menahan laju turunnya Average Revenue Per Users (ARPU) sebesar 25 persen dari 63 ribu menjadi 47 ribu rupiah.[Dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan