Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) baru saja usai pekan lalu. Meskipun secara resmi belum ada keputusan dari penyelenggara yang keluar menjadi pemenangnya, berkat kemajuan akademis bernama hitung cepat (Quick Count), rakyat sudah bisa memprediksi bahwa Pilpres hanya akan satu putaran dan pasangan Susilio Bambang Yudhoyono-Boediono keluar menjadi pemenang.
Berbeda dengan Pemilihan Umum Legislatif (Pilleg) dimana tingkat partisipasi masyarakat lumayan rendah, tidak demikian di Pilpres. Masyarakat seolah-olah tidak mau kehilangan haknya menentukan pemimpin dan ingin menikmati pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Dampak dari tingginya partisipasi masyarakat tersebut membuat operator telekomunikasi akhirnya mencicipi juga berkah dari pesta demokrasi. Hal itu bisa terlihat dari adanya lonjakan trafik telekomunikasi untuk suara, SMS, dan data yang dialami oleh beberapa operator saat hari H Pilpres (8/7).
Tercatat, Telkomsel dengan 67 juta pelanggan seluler pada hari H Pilpres mengalami kenaikan pengiriman SMS sebesar 17 persen atau menjadi 413 juta SMS dari per hari yang biasanya sebesar 350 juta SMS. Jika diasumsikan satu kali pengiriman SMS sebesar 150 rupiah, maka Telkomsel dalam satu hari meraup keuntungan sebesar 61.95 miliar rupiah.
“Kenaikan akibat Pilpres yang bersamaan dengan liburan sekolah. Jadi, ada yang berkoordinasi untuk kandidat, tetapi ada juga karena murni menghubungi kerabat,” ungkap Manager Corporate Communication Telkomsel Suryo Hadiyanto di Jakarta, Senin (13/7).
Juru bicara Indosat Adita Irawati mengungkapkan, saat Pilpres lalu operator yang sahamnya dikuasai oleh Qatar Telecom tersebut mengalami kenaikan trafik suara sebesar 33,46 persen dibandingkan dengan trafik hari biasa mulai 1 Juni 2009.
Sementara untuk trafik SMS, kenaikan mulai terjadi juga pada beberapa hari menjelang Pilpres, dimana kenaikan trafik SMS pada 8 Juli 2009 sebesar 10,32 persen dibandingkan dengan trafik hari biasa di awal Juni dengan total volume SMS pada hari tersebut 242,8 juta SMS. Jika dikonversi ke rupiah dengan asumsi pengiriman satu SMS sebesar 150 rupiah, maka Indosat saat Pilpres meraup keuntungan sekitar 36,42 miliar rupiah.
Sedangkan untuk trafik data (2G dan 3G), terlihat peningkatan trafik yang terus berlanjut setiap hari, dimana trafik harian pada saat Pilpres 8 Juli 2009 sebesar 14,6 terabyte per hari. Hal itu meningkat 13,53 persen jika dibandingkan trafik data pada awal Juni.
“Lonjakan trafik terjadi hampir merata di semua wilayah, namun kenaikan tertinggi terjadi di beberapa tempat berturut-turut antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat,” kata Adita.
Berbeda dengan dua pesaingnya, XL justru mengalami lonjakan tajam pada layanan suara, tetapi loyo dalam pengiriman SMS. Tercatat, XL dengan 25 juta pelanggan saat pilpres, trafik percakapan naik 7,1 persen menjadi 680 juta panggilan dengan total volume naik 5,4 persen jadi 590 juta menit. Penggunaan data juga naik 24,1 persen menjadi 1,8 terabytes
Pada hari biasa operator ini mencatat total trafik percakapan 635 juta panggilan suara dengan total durasi 560 juta menit. Sementara untuk pesan singkat serta trafik data harian, XL tiap harinya menyalurkan 150 juta SMS dan data 1,45 terabytes.
Menurut Manager Corporate Communication XL, Febriati Nadira, trafik percakapan sudah mulai naik sebelum hari-H. “Naik 0,8 persen menjadi 640 juta panggilan. Namun di sisi lain, durasi telepon atau minute of usage-nya turun 3,6 persen menjadi 540 juta menit,” katanya.
Sementara untuk SMS, trafik sebelum dan saat hari-H malah turun. H-1 trafik SMS turun 2,7 persen menjadi 146 juta SMS. Sedangkan saat hari-H pilpres, trafik makin turun lagi, 3 persen menjadi 145 juta SMS.
Peningkatan signifikan justru terjadi pada penggunaan data, baik lewat akses GPRS maupun 3G. Penggunaan data XL sehari sebelum hari-H perlahan naik 10,3 persen menjadi 1,6 terabytes, sebelum akhirnya melesat 24,1 persen menjadi 1,8 terabytes.
Senada dengan XL , Mobile-8 yang memiliki 3,3 juta pelanggan seluler dan fixed wireless access, mengaku mengalami penurunan pada trafik voice call dan SMS saat hari-H pilpres 8 Juli 2009.
“Jasa suara cenderung menurun, panggilan untuk suara mencapai 966.000 panggilan,” ujar Head of Corporate Communication Mobile-8, Yolanda Nainggolan.
Sedangkan untuk SMS, lanjutnya, cenderung menurun yaitu sebanyak 1.9 juta SMS. Meski trafik voice call dan SMS drop, namun Mobile-8 masih bersyukur karena trafik data tidak ikut turun.
“Untuk data terjadi sedikit peningkatan yaitu 109.113,” kata Yolanda tanpa mau menyebut berapa persentase peningkatannya.
Perbandingan Pileg
Jika dibandingkan data Pileg dan Pilpres, maka memang benar kemungkinan operator ikut mencicipi berkah pesta demokrasi. Saat pilleg, Indosat dengan jumlah pelanggan sekitar 36 juta nomor pada hari-H hanya mengirim SMS sebesar 221 juta SMS atau naik naik 4,7 persen ketimbang hari biasa.
Sedangkan trafik Telkomsel selama hari H Pileg untuk SMS mencapai 325 juta sehari. Terakhir, XL berhasil mengirimkan SMS mencapai 148 juta atau naik 18,4 persen ketimbang hari biasa dengan 125 juta SMS.
Jika diprediksi pendapatan dari para operator pada hari H Pemilu hanya untuk layanan SMS, Indosat meraup 33,15 miliar rupiah , Telkomsel (48,750 miliar rupiah), dan XL (22,2 miliar rupiah).
Direktur Commerce XL Joy Wahjudi mengatakan, secara trafik selama Pilpres memang terjadi kenaikan, namun secara penjualan kartu perdana dan voucher pulsa tidak ada lonjakan berarti.
“Lebih seru saat Pileg, banyak yang membeli kartu perdana secara gelondongan. Saat Pilpres fenomena itu tidak terjadi,” katanya.
VP Telkomsel Area Jabotabek Irwin Sakti menmbahkan, penjualan terjadi sama dengan masa kuartal kedua setiap tahunnya. “Tidak ada bedanya, sama dengan kuartal kedua setiap tahunnya dimana ada kenaikan dibandingkan kuartal pertama,” katanya.
Berbeda dengan Telkomsel dan XL yang tidak mengalami lonjakan penjualan berarti, Indosat justru mendapatkan kenaikan penjualan sebesar 10 persen. “Saya tidak bisa ungkap besarnya nominal rupiah, tetapi secara persentase ada kenaikan sebesar 10 persen untuk keduanya,” ungkap Kepala Pemasaran dan Merek Indosat Teguh Prasetya.
Berdasarkan catatan, setiap bulannya operator sekelas Indosat bisa meraih penjualan rat-rata sebesar satu triliun rupiah. Sedangkan dari sisi volume penjualan kartu perdana secara nasional bisa mencapai empat hingga lima juta nomor. Nomor yang terjual itu, akan menjadi pelanggan yang valid, rata-rata adalah satu juta nomor setelah melewati waktu tiga bulan. Sedangkan nomor yang hangus akan dicuci ulang untuk dijual kembali.
Pada kesempatan lain, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewo Broto mengaku gembira dengan kinerja jaringan operator telekomunikasi selama Pilpres dan Pileg lalu.
“Kita memang sudah mewanti-wanti operator untuk menjaga jaringannya. Terutama operator yang mendapatkan tender mengerjakan jaringan Pemilu. Selanjutnya diharapkan kinerja yang baik ini dipertahankan karena ada evaluasi kualitas layanan tahunan,” katanya.[dni]
Juli 13, 2009
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar