JAKARTA—Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai hukuman yang diberikan oleh regulator kepada Merpati Maintenance Facility (MMF) terkait kecelakaan yang dialami oleh pesawat Merpati di Biak, belum lama ini, diskriminatif dan kontraproduktif dengan citra penerbangan nasional di mata internasional.
“Kebijakan yang diambil oleh regulator sangat reaktif dan terkesan diskriminatif. Kesan yang muncul ingin menunjukkan wibawa, tetapi tergesa-gesa,” tegas Sekjen MTI Danang Parikesit kepada Koran Jakarta, Jumat (10/7).
Menurut Danang, citra regulator bisa makin turun jika manajemen Merpati Nusantara Airlines melakukan perlawanan. “Tetapi saya ragu manajemen Merpati akan mengambil langkah tersebut. Manajemen under pressure karena terbelit masalah restrukturisasi hutang dan kelanjutan usaha,” sesalnya.
Danang menyarankan, regulator mengevaluasi terlebuh dahulu secara komprehensif pemicu dari kecelakaan yang dialami pesawat Merpati dan setelah itu memberikan hukuman yang lebih tepat. “Jika hanya pekerjaan tertentu yang dilarang dilakukan, itu aneh sekali,” katanya.
Sebelumnya, Departemen Perhubungan mencabut sementara izin pengerjaan inspeksi, pengetesan dan perbaikan rem dan roda untuk pesawat jenis Boeing 737 serie 200/300/400/500 yang dimiliki Merpati Maintenance Facility (MMF) menyusul insiden lepasnya salah satu ban belakang bagian kiri pesawat Merpati di Bandara Frans Kaisepo, Biak, Papua, 6 Juli lalu.
Keputusan tersebut dikeluarkan melalui surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Pimpinan PT. Merpati Nusantara nomor AU/4604/DKUPPU/2725/2009 tertanggal 7 Juli 2009 lalu.
Dephub juga membekukan lisensi tiga personil teknisi MMF yakni Nanang Budi Erwanto, pemegang AMEL No. 3825, Sumitro Puasa (AMEL No. 3451), dan M. Kusno Adi Nurcahyo (AMEL No. 3671)
Pencabutan berlaku selama Merpati melakukan internal self assesment dan internal evaluation terhadap MMF. Bahkanm beredar kabar, hukuman akan ditambah dengan menurunkan peringkat merpati dari peringkat I ke II dalam pengumaman peringkat maskapai berjadwal tak lama lagi.
Merpati sendiri menghadapi kebijakan yang diambil oleh regulator mencoba legowo. GM Corporate Secretary Merpati Sukandi mengatakan, pihaknya meyakini bahwa kebijakan yang dikeluarkan untuk menyehatkan maskapai penerbangan nasional dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional.
Berkaitan dengan kebijakan strategis yang akan diambil perseroan, Sukandi mengatakan, perusahaannya belum menentukan kebijakan strategis apa yang akan diambil, termasuk memmulai melakukan pengawasan dan evaluasi internal secara menyeluruh terhadap sistem dan prosedur guna mencari akar permasalahan terhadap insiden tersebut. [dni]