PT Indosat Tbk (Indosat) pada Kamis (11/6) ini akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda utama penetapan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) perseroan.
RUPS yang berlangsung setahun setelah diakuisisinya saham Singapore Technologies Telemedia (STT) oleh Qatar Telecom (Qtel) di operator kedua terbesar itu memasukkan agenda pergantian dewan komisaris atau direksi.
“Sejauh ini surat yang masuk ke kantor saya adalah agenda perubahan AD/ART. Domain pergantian terdapat di pemegang saham mayoritas. Tetapi sebagai pemegang saham minoritas, jika memang akan ada pergantian pemerintah harus tahu,” ungkap Menneg BUMN Sofian Djalil di Jakarta, akhir pekan lalu
Dikatakannya, sebagai pemilik saham minoritas pemerintah memiliki hak untuk menempatkan satu direksi dan komisaris, serta mengusulkan komisaris independen. Sedangkan masalah pergantian dewan komisaris dan direksi berada ditangan pemegang saham mayoritas.
Berdasarkan catatan, pemerintah memiliki 14,2 persen dan publik dalam/luar negeri 20,8 persen saham Indosat. Sementara Qtel berhasil menguasai 65 persen saham Indosat, setelah sebelumnya mengakuisisi saham STT pada awal Juni 2008 senilai 16,74 triliun rupiah.
Aksi tersebut membuat Qtel menguasai 40,8 persen saham Indosat, dan setelah itu melalui tender offer berhasil menaikkan kepemilikan hingga 65 persen.
Masih Terafiliasi
Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI-UI) menilai jika para Sheikh dari negeri padang pasir itu tidak berani melakukan perubahan di manajemen atau komisaris Indosat membuktikan selama ini perusahaan itu masih terafiliasi dengan STT.
“Ini adalah ujian bagi independensi para sheikh itu. Akuisisi sudah berjalan satu tahun dan tender offer mulus, jika masih tidak berani mengganti orang-orang STT, berarti memang terafiliasi,” kata anggota ILUNI-UI Marwan Batubara kepada Koran Jakarta, belum lama ini.
Penasaran dengan tudingan Marwan, Koran Jakarta melakukan penelusuran melalui situs operator nomor dua terbesar di Singapura, Starhub. Ditemukan STT dan Qtel ternyata memang menguasai saham operator tersebut melalui kendaraan Asia Mobile Holdings Pte. Ltd (AMH). Saat akuisisi Indosat AMH adalah salah satu kendaraan yang digunakan oleh STT.
Situs tersebut dengan jelas menyebutkan AMH adalah anak usaha milik STT dan Qtel. Qtel menjadi partner STT sejak Maret 2007 di AMH yang menguasai Starhub dengan kepemilikan saham sebesar 25 persen. Sedangkan sisanya dimiliki oleh STT.
Qtel sendiri pada Agustus 2008 hanya berani mengganti jajaran komisaris dengan menjadikan Ketua Qtel Group, H.E Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani, sebagai Presiden Komisaris. Tetapi, masih ada satu unsur STT dipertahankan di jajaran komisaris. Hal yang sama juga terjadi di jajaran direksi, dimana beberapa unsur STT yang selama ini tidak menunjukkan performa menyakinkan masih tenang berkantor di Gedung Pusat Indosat.
Iluni-UI menuding para pejabat STT yang merupakan anak usaha Temasek itu tidak bisa mengangkat kinerja dari perseroan. Hal itu terbukti dalam laporan tahunan 2008 yang diterbitkan Indosat yang menunjukkan laba bersih sebesar 1,874 triliun rupiah. Angka itu turun 8 persen dibanding tahun 2007 yang besarnya sebesar 2,042 triliun rupiah.
Padahal dalam penerimaan operasional, Indosat membukukan penerimaan sebesar 18,66 triliun rupiah atau naik sekitar 13 persen dibanding penerimaan tahun 2007 yang besarnya 16,46 triliun.rupiah. Hal l ini memicu penerimaan pajak bagi negara turun 859,51 miliar rupiah pada tahun 2007, menjadi hanya 419,30 miliar rupiah pada tahun lalu.
Marwan menjelaskan, laporan keuangan di atas mengindikasikan dua hal, yakni penerimaan pajak bagi negara menurun sangat signifikan dan penerimaan deviden bagi negara dari pemilikan 14,2 persen saham di Indosat juga menurun secara signifikan.
Marwan mengingatkan, meskipun hanya memiliki saham sebesar 14,2 persen atau senilai 3,9 triliun rupiah, pemerintah tetap harus aktif mengoptimalkan belanja operasi dan modal bagi kepentingan perusahaan nasional serta produk dalam negeri.
Kepentingan
Anggota Komisi I DPR-RI Deddy Djamaluddin Malik melihat di Indosat terlalu banyak kepentingan yang bermain terutama jika dikaitkan dengan adanya Pemilihan Umum Presiden tak lama lagi.
“Indosat itu potret kecil bagaimana selama ini perusahaan dipermainkan untuk kepentingan penguasa. Jika seperti itu terus, kepentingan orang banyak dikorbankan demi segelintir penguasa,” katanya.
Deddy meminta, pemerintah harus ikut menunjukkan independensinya dalam pergantian direksi atau komisaris tidak hanya Qtel. “Kinerja Indosat yang terlihat stagnan tak bisa dilepaskan dari kepemimpinan yang ada saat ini. Kepemimpinan Indosat saat ini tidak mampu mengimbangi kompetisi. Lihat saja dalam masalah pemasaran dan kualitas layanan, secara kualitatif bisa dirasakan tidak ada inovasi,” katanya.
Jika merujuk ucapan Deddy, Indosat memang terlihat tidak agresif dalam membangun infrastruktur. BTS yang dimiliki berhasil dikalahkan oleh XL dalam setahun belakangan ini. Bahkan belum lama ini perseroan menghanguskan sekitar tiga jutaan pelanggan akibat tidak berani menawarkan program pemasaran yang inovatif.
Kualitas layanan data seperti mobile broadband pun bermasalah. Bahkan untuk mengembangkan jasa Fixed Wireless Access (FWA) terlihat seperti kosmetik untuk meredam pertanyaan publik.
Ketika hal itu dikonfirmasi pada petinggi Indosat yang bertanggungjawab dalam bidang pemasaran, Guntur S Siboro mengaku tidak khawatir dirinya diganti. ‘Saya ini kan anak buah. Jika memang harus diganti, siap saja,” kata Pria yang menjabat Direktur Pemasaran Indosat itu.
Terjadi Pergantian
Secara terpisah, Deputi Menneg BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi (PISET) Sahala Lumban Gaol menegaskan, pemerintah tetap menjaga kepentingan negara di Indosat.
“Kami selalu berkomunikasi dengan wakil yang ada di direksi. Masalah menurunnya kinerja perseroan tak bisa dilepaskan dari krisis ekonomi. Tetapi jika memang harus diganti tentu melewati penilaian profesional,” katanya.
Sumber Koran Jakarta yang mengetahui hasil rapat antara Menneg BUMN Sofian Djalil dan pihak Qtel pada Selasa (9/6) malam mengungkapkan, kemungkinan besar akan ada pergantian di seluruh jajaran direksi.
“Tidak hanya unsur STT, tetapi dirut pun akan diganti. Alasannya sosok yang memimpin sekarang tidak mampu mengangkat kinerja perseroan,” ungkapnya.
Komisaris Indosat Rachmat Gobel, yang mewakili Qtel, tidak membantah informasi tersebut. “Kebijakan pergantian direksi itu dievaluasi lebih kepada adanya harapan dari karyawan Indosat dan pasar modal guna mendorong kinerja perseroan ke depan,” ujarnya.
Pada kesempatan lain, Dirjen Postel Basuki Yusuf Iskandar mengharapkan jika benar akan terjadi pergantian pimpinan di Indosat, sosok yang terpilih haruslah mengerti dan mampu mengangkat industri telekomunikasi. “Jika ditanya harapannya tentu adalah orang lokal. Tetapi masalah itu ada di tangan pemegang saham,” tuturnya. [dni]
Susunan Dewan Direksi dan Komisaris Indosat
No |
Nama |
Jabatan |
Unsur |
1 |
H.E Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani |
Presiden Komisaris |
Qatar Telecom |
2 |
Dr. Nasser Marafih |
Komisaris |
Qatar Telecom (Qtel) |
3 |
Mohammed Bin Suhaim Al Thani |
Komisaris |
Qatar Telecom |
4 |
Rachmat Gobel |
Komisaris |
Mitra Lokal Qtel di Indonesia |
5 |
Setyanto P Santosa |
Komisaris Independen |
|
6 |
Rionald Silaban |
Komisaris |
Pemerintah RI |
7 |
Jarman |
Komisaris |
Pemerintah RI |
8 |
Soeprapto |
Komisaris Independen |
|
9 |
George Thia Peng Heok |
Komisaris Independen |
STT |
10 |
Michael latimer |
Komisaris Independen |
|
11 |
Johnny Swandi Sjam |
Direktur Utama |
Pemerintah RI |
12 |
Kaizad B Heerjee, |
Wadirut |
Singapore Technologies Telemedia (STT) |
13 |
Wong Heangtuck |
Direktur Keunagan |
STT |
14 |
Roy Kannan |
Direktur TI |
STT |
15 |
Raymond Tan |
Direktur Jaringan |
STT |
16 |
Direktur Pemasaran |
Guntur S Siboro |
Pemerintah RI |
17 |
Direktur Jabotabek & Corporate Sales |
Fadzri Sentosa |
Pemerintah RI |
18 |
Direktur Regional Sales |
Syakieb Sungkar |
Pemerintah RI |
19 |
Direktur Corporate Services |
Wahyu Wijayadi |
Pemerintah RI |
Juni 10, 2009
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar