JAKARTA—Direktorat Jemderal Perkeretaapian membekukan sertifikat masinis KA 523 KRL Ekonomi Bogor-Jakarta, Supriyanto, terkait kecelakaan tabrakan di perlintasan antara Stasiun KA Tebet-Manggarai di KM 11+200, Jumat (5/6) pukul 07.45 WIB.
Akibat peristiwa tersebut empat orang mengalami luka ringan dan kereta mengalami kerusakan.
Imbas lainnya, jadwal perjalanan kereta api yang melintasi jalur tersebut tertahan hingga beberapa jam. Bahkan sejumlah penumpang KA lain yang dikonfirmasi mengatakan, keterlambatan perjalanan yang terjadi mencapai hingga sekitar 3 jam.
“Hasil penelitian awal ditemukenali kecelakaan karena kelalaian dari masinis Supriyanto,” ujar Direktur Prasarana Perkeretapian Ditjen Kereta Api Departemen Perhubungan Hermanto Dwiatmoko di Jakarta, Jumat (5/6).
Dijelaskannya, kelalaian yang dilakukan oleh masinis adalah mengabaikan sinyal yang ada di perlintasan sehingga akhirnya KA 265 Depok Ekspress diseruduk oleh KA 523 KRL Ekonomi Bogor-Jakarta.
“Parahnya, masinis melaporkan rem keretanya blong. Tetapi dari oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak ditemukan bukti yang memperkuat ucapannya,” ketusnya.
Jika benar rem kereta blong, menurut Hermanto, kereta yang dijalankan oleh Supriyanto akan rusak berat. “Tetapi kenyataannya kereta hanya rusak ringan. Ini menandakan ada usaha pengereman. Dan lebih kacaunya lagi, pengereman darurat tidak dilakukan oleh masinis,” katanya.
Sebelumya, Kepala Humas Daerah Operasi I PT Kereta Api Indonesia Ahmad Sujadi mengatakan, kecelakaan KRL disebabkan adanya gangguan rem pada KA 523 ekonomi Jabodetabek, sehingga kereta ekonomi ini menabrak dari belakang KRL Depok Ekspress yang sedang berhenti.
Hermanto mengatakan, jika merujuk pada UU No 23/2007, masinis dapat dihukum satu tahun karena mengakibatkan terjadinya korban luka ringan dan kerusakan prasarana.
Pada kesempatan sama, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan menyesali kecelakaan yang dipicu oleh kelalaian masinis tersebut. “Baru beberapa hari lalu disosialisasikan tentang keselamatan bagi masinis. Sekarang ada kejadian ini,” sesalnya.
Dikatakannya, menjalankan kereta api itu tidaklah sesulit pesawat udara atau bis. “Ini masalah perilaku dari masinis. Kami akan menertibkan kembali,” tegasnya.[dni]
Juni 5, 2009
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar