JAKARTA—Pasar virtualisasi server di Indonesia masih besar mengingat hampir 85 persen server membutuhkan virtualisasi untuk meningkatkan kapasitas.
“Hanya 15 persen server di Indonesia yang telah divirtualisasi. Sisanya masih menggunakan sistem lama sehingga perlu peningkatan kapasitas ketimbang mengganti dengan yang baru,” ujar Country Manager VMware Indonesia di Jakarta, Jumat (15/5).
Menurut dia, peningkatan server tidak bisa ditolak oleh pelaku usaha meskipun besaran dari biaya Teknologi Informasi (TI) dari tahun ke tahun masih stagnan di setiap perusahaan.
“Untuk meningkatkan kemampuan server itu tidak bisa ditolak. Karena itu saya yakin pasar virtualisasi server masih besar,” katanya.
Dikatakannya, melalui produk yang ditawarkannya yakni VMware vSphere 4 akan mampu membuat pelaku usaha menekan biaya investasi dan operasional komputasi hingga 70 persen dan memangkan biaya TI secara keseluraha hingga 30 persen. Solusi TI itu sendiri dibanderol dengan harga mulai 100 dollar AS.
Secara terpisah, Praktisi dan Konsultan TI & Manajemen Richard Kumaradjaja mengatakan, melakukan outsourcing akan menjadi solusi dari krisis biaya TI di setiap perusahaan,
“Jika dulu perusahaan skala UKM sulit memanfaatkan produk ini karena keterbatasan anggaran, sekarang tidak lagi jadi masalah. Mereka bisa menyewa sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Dan ini menjadi peluang bagi perusahaan solusi TI,” ujarnya.[dni]