JAKARTA—Operator membantah tudingan selama ini tidak aktif mengurusi menara yang dibangunnya dan lebih mempercayakan kepada kontraktor yang ditunjuk.
“Tidak tepat jika ada tudingan yang mengatakan operator tidak terlibat dalam pengurusan menara,” ujar Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Dian Siswarini kepada Koran Jakarta, Senin (3/5).
Diakuinya, untuk membangun satu menara operator menyerahkannya ke kontraktor sebagai pelaksana karena tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan hal itu mengingat pembangunan menara bukan merupakan core business atau core activity dari operator selular.
Namun, untuk hubungan khusus dengan pemerintah daerah, operator membentuk tim goverment relation group yang berfungsi secara aktif dan kontinyu menjaga, serta membangun hubungan antara operator dengan Pemda.
“Permintaan ijin bangun per menara walaupun dilakukan oleh kontraktor tapi dalam koridor hubungan yang dibangun tim government relation operator dengan Pemda. Bahkan Peraturan daerah yang dikeluarkan pemda pun kita dilibatkan untuk masalah menara. Jadi, tidak benar tudingan kita mengabaikan masalah menara,” tepisnya.
Pada kesempatan lain, Chairperson Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Dimitri Mahayana menilai operator seluler kurang terlibat dalam pengurusan menara sehingga konflik sosial terkait hal itu terus terjadi.
Menurut Dimitri, mayoritas operator sejak awal sangat mengandalkan kontraktor saat membangun menara. Para kontraktor tersebut menggunakan pendekatan jalan pintas yakni menara bisa cepat digunakan operator, tanpa mempertimbangkan kesiapan regulasi dari pemda apalagi situasi masyarakat sekitar lokasi BTS.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan