JAKARTA —Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akan mengawasi secara lebih ketat kinerja dari PT Mobile-8 Telecom Tbk (Mobile-8) setelah perusahaan tersebut terbelit masalah obligasi dalam rupiah dan dollar AS belum lama ini.
“Meskipun kami regulator teknis, tetapi kita tetap akan mewaspadai kinerja dari Mobile-8 belakangan ini. Hal ini karena operator tersebut menguasai frekuensi lumayan besar,” tegas Ketua BRTI Basuki Yusuf Iskandar kepada Koran Jakarta, (18/3).
Menurut Basuki, langkah itu wajar dilakukan karena perusahaan tersebut sejak tahun lalu mulai banyak bermasalah di pasar modal. “Memang dari ketentuan lisensi modern, Mobile-8 mampu memenuhi semuanya. Tetapi, wajar juga dong kita mewaspadai jika terjadi apa-apa ke perusahaan tersebut. Dan ini bagian dari tugas BRTI membina industri,” katanya.
Sebelumnya, otoritas pasar modal mensuspensi perdagangan saham dari pemilik merek dagang Fren tersebut akibat tidak bisa membayar bunga obligasi yang jatuh tempo. Mobile-8 sendiri menegaskan memiliki kemampuan untuk membayar bunga tersebut, namun untuk keamanan arus kas, perseroan sedang berusaha bernegaosiasi dengan obligor.
Kabar beredar mengatakan, Mobile-8 telah menyiapkan berbagai strategi untuk menyelesaikan negosiasi. Pertama adalah menawarkan obligasi untuk swap to equity. Kedua, melanjutkan obligasi dengan sistem zero coupon.. Nilai dari kupon akan dimasukkan dalam swap equity.[dni]
Tinggalkan komentar
Belum ada komentar.
Tinggalkan Balasan