Pemerintah pada minggu lalu kembali menghimbau penyelenggara jasa internet (PJI) untuk menurunkan tarif akses layanannya. Himbauan yang disampaikan melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh tersebut mengharapkan terjadi penurunan tarif secara tajam yakni sekitar 100 hingga 200 persen.
Saat ini berdasarkan survei yang dilakukan lembaga riset Tenov, tarif akses internet sekitar 128 rupiah per Kbps. Sedangkan rata-rata tarif internet per 20 jam adalah 40 ribu rupiah.
“Indonesia masih tertinggal dengan negara lain dalam penggunaan internet. Salah satunya karena biaya akses yang lebih mahal. Karena itu mulai tahun ini harus ada penurunan tarif yang tajam,” katanya di Jakarta minggu lalu.
Nuh mengungkapkan, meskipun secara ideal tarif bisa turun sebesar angka yang dipaparkan di atas, tetapi untuk implementasinya diserahkan ke pasar. “Saya tahu pasar internet di Indonesia masih dalam keadaan bertumbuh. Tidak perlu hard policy, cukup dengan soft policy yang mendorong penurunan,” jelasnya.
Kebijakan ‘lunak’ yang dikatakan Nuh adalah mempermudah proses perizinan dari PJI, memacu pertumbuhan infrastruktur melalui pengadaan serat optik di kawasan timur Indonesia dengan proyek Palapa Ring, dan lainnya.
“Selain itu kenyataan di lapangan kan berbicara sewa jaringan lokal dan bandwitdh internasional sudah turun. Jadi, tidak ada alasan PJI enggan menurunkan tarif,” katanya.
Lagu Lama
Sebenarnya, permintaan dari pemerintah ini merupakan lagu lama yang diulang-ulang. Tak percaya? Pada tahun lalu tepat setelah beleid penurunan tarif telepon nirkabel dikeluarkan pada 1 April 2008, Nuh melontarkan janji muluk ke masyarakat berupa akan adanya penurunan tarif internet sebesar 20-40 persen.
Bahkan untuk menunjukkan keseriusannya, Mantan Rektor ITS tersebut membentuk kelompok kerja (Pokja) antara regulator dengan para pelaku di industri guna membahas permintaan pemerintah. Tetapi hasil yang didapat tidak maksimal. Tarif internet hanya turun sebesar 10 hingga 11 persen. Padahal tarif sewa jaringan bagi PJI telah dipangkas oleh operator sebesar 20-70 persen.
Ketika hal tersebut dikonfirmasikan pada Nuh beberapa waktu lalu, kilahan yang dilontarkannya adalah dengan meminta masyarakat melihat kualitas akses yang diberikan oleh PJI. ”Memang secara riil tidak ada penurunan tarif internet. Tetapi dengan nilai rupiah yang sama pelanggan bisa menikmati bandwitdh lebih besar, ini kan sama saja ada penurunan,” elaknya.
Tidak Realistis
Lantas bagaimana dengan tahun ini? Realistiskah permintaan dari pemerintah?
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sylvia W Sumarlin menegaskan, PJI tidak memiliki masalah dengan permintaan dari pemerintah, asalkan tersedia jaringan yang murah untuk disewa.
Menurut Sylvia, akibat terjadinya perang tarif oleh operator telekomunikasi di jasa seluler, saat ini sewa jaringan yang dibebankan pada PJI sulit turun. “Operator dalam keadaan bleeding keuangannya akibat perang tarif. Para PJI ini yang ketiban pulungnya. Jika operator bisa memberikan sewa jaringan murah, tentu kami bisa memikirkan penurunan tarif,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Sylvia, kondisi bisnis di akses internet sangat berbeda dengan jasa seluler. Hal ini karena belum terbentuknya ekosistem di jasa tersebut. Buktinya, jumlah pengguna komputer baru sekitar 6 juta jiwa, sedangkan pengguna internet sekitar 30 juta jiwa dengan total pemakaian bandwitdh 10 Gbps.
Ketua Umum Asosiasi Warnet Indonesia Iwin Day mengungkapkan, sebenarnya tanpa ada cuap-cuap dari pemerintah sekalipun tarif internet sudah mengalami penurunan secara gradual setiap tahunnya.
Dicontohkannya, tarif akses internet milik Telkom Speedy, pada 2007 dengan tarif 1,7 juta per bulan mendapatkan kuota akses data 1 Mbps/bulan. Sedangkan pada tahun ini dengan biaya yang sama bisa mendapatkan kuota dapat 2 mbps/bulan. “Itu kan sama saja tarif turun karena kapasitas naik hingga 100 persen,” jelasnya.
Iwin mengatakan, penurunan tarif dilihat para pengusaha warnet dengan menambah kapasitas bandwidth. “Penurunan tarif tetap memberikan peluang bagi pengusaha warnet karena tingkat penetrasi perangkat akses berupa komputer dan modem masih rendah. Hal itu berarti masyarakat tetap saja akan mencari warnet untuk mengakses jasa internet,” tegasnya.
Penggunaan Bandwitdh
Pada kesempatan lain, penggiat internet Onno W Purbo menyarankan, jika pemerintah ingin menurunkan tarif internet harus didorong juga edukasi kepada masyarakat untuk tidak mubazir menggunakan bandwitdh internasional.
“Sewa bandwitdh internasional kan pakai dollar AS, meskipun sekarang sekitar seribuan dollar AS, tetap saja itu menjadi biaya bagi PJI. Upaya penekanan tarif juga bisa dilakukan dengan menciptakan pasar bandwitdh lokal agar pembeli makin banyak dan berujung pada user menjadi besar. Selama ini pasar lokal ini belum tercipta dengan baik,” katanya.
Secara terpisah, pengamat telematika dari Universitas Indonesia Riri Fitri Sari mengatakan, PJI perlu mengusahakan kenaikan bandwidth dengan harga dan kualitas yang sama untuk pengguna.
“Sebenarnya menaikkan bandwtidh itu hal yang wajar karena harga globalnya turun. Masalahnya sekarang yang dirasakan pengguna adalah bandwitdh besar tetapi kualitas berkurang. Jadi, wajar dong ada permintaan riil dalam bentuk rupiah,” katanya.
Direktur Utama Indosat Mega Media (IM2) Indar Atmanto mengatakan, konsep internet murah yang diminta oleh pemerintah tergantung pada seberapa ekonomis dilakukan pembangunan infrastruktur.
“Sebenarnya tidak semua segmen pengguna internet yang mau tarif asal murah. Segmen bisnis membutuhkan kecepatan. Tetapi masyarakat umum memang membutuhkan tarif yang terjangkau,” jelasnya.
Menanggapi kesulitan yang dihadapi para PJI, juru bicara Depkominfo Gatot S Dewo Broto memprediksi, penurunan tarif tidak akan berbeda jauh dengan tahun lalu yakni sebesar 10-11 persen. “Sekarang kan kondisi krisis. Kita maklum PJI butuh keuntungan juga agar roda bisnisnya berputar,” katanya.[dni]
Data Internet di Indonesia
Variabel
|
Satuan
|
2007
|
2008
|
Tarif akses internet
|
Rp 128/kbps
|
|
|
Pelanggan Fix Broadband
|
|
241.000
|
600.000
|
Pelanggan Mobile Broadband
|
|
7.300.000
|
10.756.880
|
Data : Tenov
Februari 23, 2009
Kategori: Uncategorized . . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar