PT Indosat Tbk (Indosat) sedang mengaji besaran dari belanja modal (Capital Expenditure/Capex) yang dibutuhkan tahun ini.
Pada tahun lalu, pemain kedua terbesar di pasar seluler tersebut awalnya menganggarkan capex sebesar satu miliar dollar AS. Namun, karena kompetisi yang ketat dan kebutuhan untuk membangun satelit baru maka besaran dari capex direvisi hingga sebesar 1,4 miliar dollar AS.
“Tahun ini ada kemungkinan terjadi penurunan besarannya karena tidak ada lagi kebutuhan untuk membiayai satelit. Hal ini karena satelit akan diluncurkan pada Agustus depan di China,” ujar Dirut Indosat Johnny Swandi Sjam kepada Koran Jakarta, Selasa (3/2).
Dijelaskannya, pada tahun lalu untuk membiayai pembangunan satelit yang bekerjasama dengan perusahaan asal Perancis, dihabiskan dana sebesar 200 juta dollar AS.
Sedangkan sisa dari dana capex digunakan untuk pembangunan jaringan dimana komposisinya sebesar 80 persen untuk meningkatkan kapasitas dan sisanya guna memperluas jangkauan.
Ketikas didesak besaran penurunan dari capex yang dimiliki, Johnny mengaku belum mendapatkan angka yang pasti. “Namun untuk penggunaan capex diperkirakan 50:50 untuk peningkatan kapasitas danjangkauan. Tetapi ini bisa berubah jika kompetisi mendesak kami untuk perang tarif,” tuturnya.
Dikatakannya, jika perang tarif berlanjut maka komposisi penggunaan capex akan sama dengan tahun lalu. “Untuk perluasan jangkaun kita akan main di Jawa dan Sumatera,” jelasnya.
Wilayah yang dijangkau pun adalah daerah yang belum terjamah akses telekomunikasi. Akses terbaru yang dibuka Indosat adalah di Desa Citorek, Rangkas Bitung, Banten.
Di wilayah tersebut Indosatmendirikan tiga BTS guna melayani 6.500 kepala keluarga.
“Membuka akses di wilayah terpencil sebagai upaya memproduktifkan pendapatan per bulan dari tiap pelanggan dan tanggung jawab sosial sebagai perusahaan terbuka,” tandasnya.
Indosat pada tahun lalu meraih 35,5 juta pelanggan. Pada tahun ini ditargetkan ada tambahan 12 juta pelanggan baru.
Pesaing Indosat, Telkomsel telah menganggarkan dana sebesar 15 triliun rupiah untuk meraih 15 juta pelanggan baru. Sedangkan XL memiliki dana 700 juta dollar AS guna mendapatkan 4 juta pelanggan baru.
Telkomsel pada akhir 2008 memiliki 65,5 juta pelanggan, sementara XL sekitar 26 juta pelanggan.[Dni]