JAKARTA—Penjualan komputer di Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan tertekan akibat adanya krisis ekonomi yang memicu naiknya harga barang tersebut.
“Dapat dipastikan penjualan pada tahun ini akan tertekan. Kami saja tidak berani menargetkan penjualan pada 2009 kecuali melakukan prediksi dari bulan ke bulan,” ujar Ketua umum Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Suhanda Wijaya, kepada Koran Jakarta, Kamis (29/1).
Diungkapkannya, pada tahun lalu penjualan komputer di Indonesia mencapai 2,2 juta unit. Angka tersebut naik sebesar 22,2 persen ketimbang penjualan 2007 yang mencapai 1,8 juta unit.
“Penjualan pada tahun lalu bisa besar hanya hingga kuartal ketiga. Begitu masuk kuartal keempat semuanya anjlok dan berlanjut hingga sekarang,” katanya.
Melihat fenomena tersebut, lanjutnya, para pengusaha hanya berani memprediksi penjualan dari bulan ke bulan. “Jika diambil rata-ratanya mungkin tiap bulan sebesar dua persen pertumbuhannya,” tuturnya.
Untuk membantu para pengusaha, lanjutnya, pemerintah diharapkan mempermudah perizinan bagi masuknya barang ke Indonesia dan pengesahan sertifikasi. “Selama ini kan terkesan dipersulit. Kalau bisa dipermudah bisa memabntu para pengusaha,” katanya.
Selanjutnya dikatakan, krisis ekonomi yang menbuat nilai tukar dollar AS melambung bisa menjadi peluang bagi merek lokal untuk memikat masyarakat. “Krisis justru menjadi peluang bagi pemain lokal. Apalagi fitur yang diberikan tidak kalah dengan merek asing,” katanya.
Secara terpisah, dua pemain besar di bisnis komputer, Hengky Tjokroadhiguno dan Sugiharto mengakui, para pengusaha komputer saat ini sedang menghadapi tekanan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
“Kalau keadaannya begini terus tentu menyulitkan pengusaha. Tetapi melihat permintaan pasar yang besar menimbulkan optimisme bagi kami,” ujar Hengky yang sebelumnya menjadi Ketua Apkomindo.
Sedangkan Sugiharto yang juga menjadi salah satu distributor komputer merek Asus mengatakan penjualan merek lokal tidak akan besar tahun ini jika produk asing menurunkan harganya.
“Jika merek asing harganya turun akan membuat produk lokal yang fiturnya banyak menjadi tidak berarti. Hal ini karena masyarakat masih brand minded,” tuturnya.
Berdasarkan catatan lembaga survei DisplaySearch merek Acer Netbook menguasai 35 persen pangsa pasar dunia dengan volume penjualan sebesar 2.150.000 unit untuk penjualan Netbook atau Mini-Note PC pada kuartal 3 2008.
Sedangkan Asus menempati posisi ke-2 dengan pangsa pasar 30,3 persen dan volume penjualan 1.700.000 unit.
Untuk Indonesia, Acer mencatat penjualan netbook sebesar 15 persen dari total penjualan notebook di Indonesia, di mana pasar yang menyerap netbook tercatat paling tinggi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah termasuk DIY, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.[dni]