JAKARTA–PT Indosat Tbk (Indosat) semakin serius menggarap layanan data berbasis teknologi broadband data.
Jasa yang diandalkan untuk mengembangkan broadband data adalah Blackberry dan produk anak usaha Indosat Mega Media (IM2).
“Pada akhir tahun lalu pelanggan broadband data yang menggunakan jasa IM2 mencapai 200 ribu nomor. Pertumbuhan tersebut melesat 4 kali lipat dibandingkan posisi awal 2008,” ujar Sales & Marketing Director IM2 Abu Syukur Nasution di Jakarta, Selasa, (20/1).
Dijelaskannya, meningkatnya pelanggan yang dimiliki oleh IM2 tak dapat dilepaskan dari diluncurkannya layanan prabayar sejak Oktober tahun lalu. Hampir 60 persen pelanggan berasal dari prabayar dan sisanya pascabayar,” katanya.
Melihat apresiasi yang tinggi dari masyarakat, Abu menargetkan pada tahun ini akan ada 500 ribu pelanggan baru yang menggunakan layanannya.
Untuk itu Indosat akan membangun sebanyak 857 Node B (BTS 3G). Infrastruktur tersebut memperkuat 1.300 Node B yang telah ada sebelumnya.
Rencananya pembangunan akan dilakukan di Jabodetabek, Batam, Bali, dan Surabaya.”Kota-kota ini adalah pasar kuat dari broadband,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Pemasaran dan Merek Indosat Teguh Prasetya menjelaskan, Node B yang akan dibangun nantinya juga memperkuat layanan Blackberry yang telah memiliki 32.500 pelanggan.
“Kami ini penguasa 55 hingga 57 persen pangsa pasar Blackberry dari total 70 hingga 80 ribu pelanggan di Indonesia. Tahun ini kita menargetkan layanan tersebut digunakan 100 ribu pelanggan,” katanya.
Menurut Teguh, infrastruktur Node B harus diperkuat karena handset Blackberry juga ada yang telah mendukung layanan 3G. “Ada beberapa tipe Blackberry yang mendukung akses 3G dan ini salah satu yang membuat banyak pelanggan menggunakan jasa ini karena aksesnya yang cepat,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pengembangan infrastruktur 3G juga mendukung kota-kota pemasaran Blackberry seperti Jabotabek, Makassar, Surabaya, Bandung, dan Semarang.
Regional Director Research In Motion (RIM) Adele Beachley mengatakan, penjualan Blackberry akan tetap tumbuh secara global meskipun pasar sedang krisis.
“Disaat krisis justru eksekutif lebih banyak melakukan koordinasi secara virtual. Ini peluang bagi RIM,” katanya.
RIM adalah principal dari handset Blackberry. Di Indonesia, RIM bekerja dengan tiga operator besar yakni Indosat, Telkomseln dan XL. Pada tahun lalu diperkirakan sebanyak 23,6 juta handset Blackberry secara global.[dni]