JAKARTA—Konsorsium Palapa Ring menyambut baik niat pemerintah yang akan membebaskan bea masuk dari material untuk mengerjakan proyek tersebut.
”Tentunya kami menyambut gembira insentif yang diberikan oleh pemerintah. Tetapi harus clear dulu stimulus itu mencakup apa saja,” ujar juru bicara konsorsium Palapa Ring Rakhmat Junaedi di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Rakhmat, konsorsium membutuhkan pembebasan bea masuk berupa PPN BM, PPH 23, dan PPH 26. ”Jika ketiganya itu diberlakukan baru kami menyambut gembira.
Palapa Ring merupakan megaproyek membangun tulang punggung (backbone) infrastruktur serat optik internasional yang terdiri dari 7 cincin (ring) melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten.
Proyek yang membutuhkan biaya sekitar 225 juta dollar AS itu terdiri dari 35.280 kilometer serat optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah (inland cable).
Setiap cincin nantinya akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah tersebut.
Rencananya proyek tersebut akan dibangun enam perusahaan yang tergabung dalam suatu konsorsium Palapa Ring. Keenam perusahaan itu berikut persentasi keikutsertaannya adalah PT Bakrie Telecom Tbk (13,3 persen), PT Excelcomindo Pratama Tbk (13,3 persen), PT Indosat Tbk (13,3 persen), PT Infokom Elektrindo (termasuk PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesi nanar 6,3 persen), PT Powertek Utama Internusa (representasi Linbrooke Worldwide Ltd sebesar 10 persen), dan porsi sisanya diambil PT Telkom.
Namun, dalam perkembangan terakhir, dua perusahaan (Infokom Elektrindo dan Powertek Utama Internusa) mengundurkan diri sehingga menyisakan empat operator telekomunikasi mengerjakan proyek tersebut.
Rakhmat mengungkapkan, akibat mundurnya dua anggota konsorsium nilai proyek menciut menjadi 180 juta dollar AS. Sedangkan komposisi andil antaranggota menjadi 50 persen disumbang Telkom, dan sisanya dibagi rata oleh tiga operator.
”Pembebasan yang diberikan pemerintah itu akan membantu dari panjang serat optik karena sebelumnya pajak bea masuk kita anggarkan dalam 180 juta dollar AS tersebut,” jelasnya.
Selanjutnya Rakhmat mengatakan, sekarang konsorsium sedang memilih penyedia jaringan yang akan ditentukan pada Februari depan. Terdapat empat perusahaan asing ikut serta dalam pengadaan tersebut yakni Alcatel-Lucent, Tyco, NEC, dan NSW.
Sebelumnya, pemerintah telah menegaskan tidak akan berinvestasi langsung di proyek tersebut. Peran pemerintah hanya sebatas fasilitator dengan anggaran yang disiapkan sebesar 500 juta rupiah.[dni]