Aktivitas perdagangan Internasional yang terpantau dari terminal konvensional pelabuhan Tanjung Priok hingga kuartal ketiga 2008 mengalami penurunan 26,9 persen atau sekitar 1.529.879 ton.
Arus ekspor pada kuartal ketiga tahun ini hanya mencapai 4.151.482 ton, sedangkan periode sebelumnya mencapai 5.681.361 ton. Sedangkan untuk impor naik yaitu mencapai 9.393762681.361 ton atau sekitar 1,72 persen
Juru bicara PT Pelindo II cabang Pelabuhan Tanjung Priok Hambar Wiyadi mengungkapkan, penurunan tersebut dipengaruhi sejumlah produk ekspor seperti semen dan klinker.
”Naik turunnya perdagangan internasional yang masuk melalui pelabuhan tersebut disebabkan menurunnya impor beberapa komoditi seperti gula pasir, beras, gandum, jagung, kacang kedelai, makanan ternak, dan bahan kimia,” katanya di Jakarta, Senin (4/11).
Dijelaskannya, meskipun untuk perdagangan internasional mengalami penurunan, tetapi perdagangan domestik terjadi kenaikan sebesar 2,20 persen atau sebesar 32.488.170 ton dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 31.787.557 ton.
Bahkan sampai kuartal ketiga, kapal-kapal bermuatan barang strategis yang cukup dominan diantaranya kapal bermuatan CPO rata-rata perbulan 70 unit dan kapal bermuatan hewan rata per bulan mencapai enam hngga tujuh unit kapal, dimana sampai dengan triwulan I 2008 total hewan sapi yang diimpor asal Australia mencapai 197.953 ekor.
Khusus perdagangan antarpulau, arus barang yang dibongkar mengalami kenaikan sebesar 11,34 persen atau 1.340.614 ton. Dimana sampai kuartal ketiga ini arus barang yang dibongkar mencapai angka 13.160.646 ton, sedangkan pada tahun lalu hanya sebesar 11.820.032 ton.
Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan seperti beras antar pulau, CPO, Steel Plate, alat berat, dan besi tua serta komoditas bahan galian berupa Batu Bara dan Pasir.
Sementara itu, arus petikemas melalui dermaga umum Pelabuhan Tanjung Priok dalam periode yang sama mencapai 940.958 Teus atau 786.389 Box, terdiri dari petikemas 20 kaki 631.820 Box dan petikemas 40 kaki 154.569 Box.
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai 930.159 Teus atau 782.926 Box, mengalami kenaikan sebesar 10.799 Teus atau 0,14 pesen. Selanjutnya arus kunjungan kapal mencapai 13.923 unit atau 70.175.120 GT (Gross Tonase) terdiri dari kapal luar negeri sebanyak 4.122 unit atau 47.448.775.1225.120 GT, kapal dalam negeri 9.529 unit atau 22.305.279 GT dan kapal negara atau tamu lainnya mencapai 272 unit atau 421.066 GT.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu dalam periode yang sama hanya sebesar 13.461 Unit atau 67.486.213 GT, berarti mengalami kenaikan sebesar 3,43 persen atau 462 unit-nya dan 3,98 persen atau 2.688.907 GT-nya.
Kenaikan yang tajam justru terjadi pada arus kapal dalam negeri sebanyak 13,97 persen atau 1.168 unit, jika dibandingkan dengan tahun lalu hanya sebesar 8.361 unit atau 20.646.780 GT.
Namun arus kapal luar negeri mengalami penurunan 6,97 pesen atau 309 unit dari 4.431 unit pada tahun lalu menjadi 4.122 unit. Jika dibandingkan dengan GT mengalami kenaikan sebesar 2,01 persen atau 936.221 GT, dimana pada tahun lalu hanya 46.512.554 GT menjadi 47.448.775 GT pada periode tahun ini.
Ketua Umum Indonesia Shipowner Asociation (ISA) menjelaskan, penurunan ekspor disebabkan oleh beberapa hal seperti situasi keuangan dan ekonomi dunia yang sedang resesi cukup berat dan Indonesia pun belum begitu kompetitif dalam persaingan di pasar international disebabkan oleh ekonomi biaya tinggi dan kurangnya upaya marketing.
”Pelabuhan besar seperti Tanjung Priok,Tanjung Perak, dan lainnya tidak efisien dan berbiaya tinggi. Regulator selama ini diberi masukan oleh pelaku pasar tidak mau mendengarkan. Keputusan yang dibuat selalu sepihak dan menang sendiri,” jelasnya.[dni]
November 5, 2008
Kategori: Uncategorized . Tag:Sekriil . Penulis: doniismanto . Comments: Tinggalkan komentar